Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG – Nilai ekspor komoditas pertanian Provinsi Lampung sepanjang kuartal I/2021 tercatat Rp4 triliun atau naik Rp1,5 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2020 (year-on-year/yoy), menurut Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung.
“Berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Pertanian Lampung, pada 3 bulan pertama 2021 terdapat kenaikan nilai ekspor komoditas pertanian daerah ini," ujar Kepala Karantina Pertanian Lampung Muhammad Jumadh melalui keterangan tertulis.
Dia memerinci nilai ekspor komoditas pertanian Lampung pada 3 bulan pertama 2021 tersebut naik Rp1,589 triliun sehingga total menjadi Rp4,063 triliun yoy.
Sepanjang 3 bulan pertama 2021 Lampung mengekspor 540.620 ton dengan nilai Rp4,063 triliun, meningkat Rp1,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp2,474 triliun atau setara dengan 393.540 ton, semua komoditas asli Lampung.
Dia mengatakan di Lampung terdapat sejumlah komoditas yang memiliki potensi ekspor cukup baik salah satunya biji lada dan kopi. Pada 2020 tercatat ekspor biji kopi Lampung mencapai 237 juta kilogram dan biji lada 25 juta kg.
Menurutnya, selain terjadi kenaikan nilai dan volume ekspor, tercatat ada pula kenaikan pada jumlah sertifikat kesehatan komoditas pertanian yang diterbitkan pada kuartal I/2021.
Baca Juga
"Selain kenaikan nilai ekspor, pada periode ini kami telah menerbitkan sertifikat kesehatan komoditas pertanian sebanyak 3.005, lebih banyak dari tahun lalu yang tercatat 2.379 sertifikat," ucapnya.
Menurutnya, ragam upaya meningkatkan nilai ataupun volume ekspor komoditas pertanian Lampung terus dilakukan salah satunya dengan mendorong komoditas agar dapat diekspor secara langsung ke negara tujuan, bukan lewat daerah lain.
"Untuk meningkatkan perekonomian melalui meningkatkan nilai ataupun volume ekspor komoditas pertanian Lampung kita terus mendorong komoditas tersebut dapat diekspor secara langsung dari Lampung ke negara tujuan," paparnya.
Jumadh mengatakan ada sejumlah komoditas pertanian yang belum dapat diekspor secara langsung dari Lampung yakni manggis dan sarang burung walet.
"Manggis dan sarang burung walet menjadi salah satu komoditas yang belum dapat diekspor secara langsung akibat belum tersedianya fasilitas rumah kemas," ujarnya.