Bisnis.com, JAKARTA - Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas bersama unit usahanya, PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk (IKPP) kembali diapresiasi dalam komitmennya di bidang Corporate Social Responsibility (CSR) dengan mendapatkan penghargaan Anugerah Bisnis Indonesia Social Responsibility Award (BISRA) untuk kategori Platinum Champion in CSR Program yang diselenggarakan Bisnis Indonesia. Selain itu, PT IKPP juga meraih penghargaan The Best Award For Community Development/Empowerment.
Penghargaan-penghargaan yang diberikan ini merupakan salah satu bukti wujud komitmen APP Sinar Mas dalam memberdayakan masyarakat sekitar secara berkelanjutan.
“Penghargaan ini menjadi salah satu bentuk apresiasi atas komitmen APP Sinar Mas dan PT IKPP dalam program CSR yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Kami percaya untuk menjadi perusahaan yang tetap menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan harus mampu memberikan keuntungan tidak hanya bagi pihak yang terlibat langsung dalam bisnis, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan," ungkap Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba, di tempat terpisah.
Platinum Champion in CSR Program award didapatkan APP Sinar Mas dan PT IKPP melalui komitmennya dalam aspek keberlanjutan yang menjadi salah satu fokus dalam menjalankan bisnisnya. Strategi keberlanjutan APP Sinar Mas dituangkan secara komprehensif dalam Sustainability Roadmap Vision (SRV) 2020 yang diluncurkan tahun 2012 kemudian dilanjutkan dan diperkuat dengan SRV 2030 yang diluncurkan pada tahun 2020. SRV bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan di seluruh bisnis dan rantai pasokan APP Sinar Mas, termasuk masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. SRV ini semakin menegaskan komitmen APP Sinar Mas untuk terus mendukung dan berkontribusi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Untuk APP Sinar Mas, penghargaan diberikan atas komitmennya dalam program pemberdayaan masyarakat dengan salah satu contoh programya adalah Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diluncurkan pada tahun 2015. Program DMPA bertujuan untuk mengatasi perambahan, pembalakan liar, dan risiko kebakaran dengan melibatkan partisipasi masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi. Program DMPA melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui keragaman sumber mata pencaharian, mentransfer pengetahuan dan teknologi, mengembangkan kolaborasi, dan menciptakan pengelolaan hutan yang baik serta melestarikan lingkungan. Hingga akhir tahun 2020 terdapat 386 desa dengan melibatkan lebih dari 31,418 Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat.
Tidak hanya dengan masyarakat, progan DMPA juga berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, antara lain, perusahaan, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan akademisi.
Foto: Perwakilan dari APP Sinar Mas saat menerima penghargaan Platinum Champion in CSR Program
Sedangkan unit usahanya PT IKPP, mendapatkan penghargaan yang sama atas upaya konservasi yang dilakukan di wilayah Pantai Utara Tangerang dengan melakukan penanaman bakau yang berkelanjutan mulai dari pembibitan, penanaman dan perawatan bakau dengan memberdayakan masyarakat setempat dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Setidaknya tercatat hingga akhir tahun 2020, terdapat 85.000 bibit pohon bakau yang ditanam di empat lokasi pesisir Pantai Utara Tangerang, dari 125.000 bibit pohon yang direncanakan sampai tahun 2022.
Program CSR lainnya oleh unit pabrik IKPP yang ada di Serang, adalah melalui pemanfaatan limbah kayu (limbah peti kemas) yang di daur ulang menjadi mebel sekolah dengan memberdayakan tukang kayu dari masyarakat setempat. Hasil mebelnya kemudian didistribusikan ke sekolah yang membutuhkan. Hingga tahun 2020, 2.930 set mebel telah didistribusikan ke sekolah dan dimanfaatkan oleh 5860 siswa. Sedangkan potongan kayu sisa pembuatan mebel tersebut digunakan untuk membuat aneka kerajinan kayu bernilai seni tinggi.
Selain itu, di unit IKPP Perawang, melalui program pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan, dilakukan program pemanfaatan limbah tali strapping. Tali yang merupakan sisa-sisa pengikat kemasan di pabrik, dimanfaatkan untuk membuat aneka produk kerajinan perlengkapan rumah tangga seperti: keranjang, pot bunga, tudung saji, aneka tas, dan lain-lain. Program ini melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang merupakan masyarakat sekitar pabrik dengan membentuk kelompok Tunas Harapan. Kelompok ini memiliki kapasitas produk yang meningkat secara signifikan dari satu ton limbah tali strapping menjadi sekitar 6-7 ton per bulannya. Anggota kelompok juga bertambah dari 3 menjadi 95 anggota dengan 90 wanita dan 5 laki-laki.
“Kami berharap program-program yang telah dan sedang dijalankan ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Kami juga terus melakukan berbagai inisiatif dengan membuka peluang kolaborasi berbagai pihak untuk memastikan perusahaan konsisten menjalankan bisnis yang berkelanjutan, dan bersama-sama mewujudkan masa depan yang lebih baik” tutup Elim.