Bisnis.com, PALEMBANG – Pembangkit listrik tenaga gas atau PLTG Jakabaring tercatat sudah tidak beroperasi sejak September 2020 lantaran tak lagi mendapat suplai gas.
Diketahui, PLTG berkapasitas total 60 Megawatt itu menggunakan gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG). Berdasarkan catatan Bisnis, PLN bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPE) Sumsel, BUMD Pemprov Sumsel, untuk mengoperasikan PLTG tersebut.
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan Djoko Mulyono mengatakan selama ini PLTG tersebut digunakan sebagai pembangkit cadangan saat event Asian Games pada 2018 yang berlangsung di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
“Kontrak gas kami berakhir pada 31 Agustus 2020, sehingga PLTG itu standby sejak 1 September 2020,” katanya saat jumpa pers terkait kebakaran trafo PLTG CNG, Jumat (16/4/2021).
Oleh karena itu, kata dia, perusahaan pun telah berencana untuk merelokasi PLTG Jakabaring unit 1, 2 dan 3 yang masing-masing berkapasitas 20 MW ke Aceh. Selain tak adanya pasokan gas, pemindahan tersebut juga lantaran suplai listrik di Sumsel dinilai sudah cukup.
“Sehingga kami memutuskan untuk tidak memperpanjang [operasional] PLTG Jakabaring,” katanya.
Baca Juga
Djoko menerangkan meskipun tidak beroperasi, namun pihaknya tetap melakukan pemeliharaan (maintenance) terhadap unit-unit pembangkit.
PLTG CNG Jakabaring diresmikan pada tahun 2013. Pembangunan PLTG CNG tersebut ditaksir senilai US$10 juta dan berlokasi strategis yaitu bertepatan pada jalur pipa gas Pertamina.