Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah PLTA Rasak Bungo, PLTA Tertua di Indonesia

Kini, PLTA tersebut telah berusia 113 tahun dan menjadi salah satu aset milik PT Semen Padang. PT Semen Padang sendiri usianya sudah berada di angka 111 tahun.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rasak Bungo Semen Padang yang berada di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatra Barat./Istimewa
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rasak Bungo Semen Padang yang berada di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatra Barat./Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Pembangkit Listrik Tenaga Air Rasak Bungo berada di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar.

Kini, PLTA tersebut telah berusia 113 tahun dan menjadi salah satu aset milik PT Semen Padang. PT Semen Padang sendiri usianya sudah berada di angka 111 tahun.

Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan, PLTA Rasak Bungo didirikan Belanda pada 1908 dan beroperasi tahun 1909.

PLTA Rasak Bungo juga menjadi salah satu fasilitas penting dalam mendukung kelahiran pabrik PT Semen Padang yang dulu bernama NV Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM). PPCM berdiri pada 1910.

Meski usianya sudah ratusan tahun, orisinalitas PLTA Rasak Bungo patut diacungi jempol.

Inovasi yang dilakukan tim STORE1908 Semen Padang mempu menjaga aset perusahaan PT Semen Padang ini.

Tim inovasi dari Unit Heat Recovery Power Generation (WHRPG) & Utilitas PT Semen Padang itu terus berupaya mempertahankan orisinalitas peralatan PLTA Rasak Bungo.

"Kiprah Tim STORE1908 Semen Padang ini memang patut dibanggakan. Apa yang telah dilakukan turut mempertahankan orisinalitas PLTA Rasak Bungo sebagai PLTA tertua di Indonesia ini," kata Anita, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (10/4/2021).

Kiprah Tim STORE1908 dimulai dari ajang Semen Padang Improvement Event (SPIE) tahun 2019-2020.

Ketika itu tim STORE1908 ikut berkontribusi dalam ajang inovasi tahunan yang digelar perusahaan.

"Pada ajang tersebut, tim STORE1908 meraih juara II untuk kategori Gugus Kendali Mutu," ujar Anita.

Inovasi yang dilakukan Tim STORE1908 adalah dengan memperbaiki kerusakan Circuit Breaker (CB) Sinkron 3kV di PLTA Rasak Bungo.

Analisa benefit dari inovasi tim STORE1908 mencapai Rp442 juta lebih.

"Itu sebuah capaian yang luar biasa. Semoga ke depan Tim STORE1908 terus berkiprah," harap Anita.

Menurut Kepala Unit WHRPG & Utilitas PT Semen Padang Erick Reza Alandri tim inovasi STORE1908 dibentuk seiring adanya ajang SPIE tahun 2019-2020.

Tim STORE1908, sebut Erick, terdiri atas tujuh orang. Mereka adalah Prinaldi sebagai ketua, Rizky DE sebagai sekretaris, dan anggotanya adalah Rudi, Mick D, Ruki TJ dan Imran. Sedangkan Erick bertindak sebagai fasilitator tim STORE1908.

"Pada ajang SPIE kemarin, tim STORE1908 menjadikan PLTA Rasak Bungo sebagai objek inovasi dengan judul Melakukan Restorasi untuk mempertahankan Orisinalitas CB Sinkron 3 kV Siemens Schuckert Tahun Operasi 1908 dengan Memodifikasi Material ex-CB Trafo Acc di PLTA Rasak Bungo," jelas Erick.

Judul inovasi itu didasarkan hasil inspeksi ke PLTA Rasak Bungo. Saat itu ditemukan adanya kerusakan di CB alias Circuit Breaker.

CB merupakan komponen busbar dan kukuh yang menjadi media kontak untuk mengalirnya arus listrik dari generator menuju line transmisi udara 3kV.

Kerusakan tersebut, kata Erick, berdampak pada produksi energi listrik PLTA Rasak Bunga menjadi 0 kWH.

Itu terjadi karena kualitas material CB Sinkron 3kV yang rusak memiliki nilai hambatan jenis tinggi (Rho) yaitu 0,08.

Tim STORE1908 juga menemukan CB Sinkron 3kV tidak mengontak secara sempurna saat posisi closed, dengan nilai tahanan kontak >100 Nano Ohm (nΩ).

Karena permasalahan tersebut, tim inovasi kemudian memodifikasi material CB Trafo Accessories PLTD 1 yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan di PLTA Rasak Bungo.

"Jadi, modifikasi dari CB di PLTD 1 itulah yang menjadi salah satu potensi benefit, karena kalau CB dibeli baru, harganya mencapai lebih dari Rp299 juta, belum lagi waktu pengadaannya mencapai lebih kurang 10 bulan lamanya. Sedangkan untuk modifikasi CB bekas yang tidak terpakai di PLTD I itu hanya butuh waktu satu minggu," ungkap dia.

Hal yang sama juga disampaikan anggota tim STORE1908 Ruki TJ.

Menurut Ruki jika dilakukan pengadaan pembelian CB baru orisinalitas dari PLTA Rasak Bungo menjadi berkurang. CB baru, ujar Ruki, berbeda dengan CB yang terpasang sejak PLTA Rasak Bungo didirikan 113 tahun silam.

"CB baru itu bentuknya beda dan CB lama gak ada lagi yang jual atau diproduksi," katanya.

Tim STORE1908 bangga bisa melakukan inovasi komponen di PLTA Rasak Bungo. Mereka berhasil melakukan restorasi untuk mempertahankan orisinalitas peralatan yang sudah berumur 113 tahun.

Kebanggaan itu bertambah karena, setelah CB Sinkron 3 kV tersebut dimodifikasi, kinerja PLTA Rasak Bungo meningkat dari sebelumnya.

"Energi yang dihasilkan PLTA Rasak Bungo ini pada umumnya untuk menerangi rumah dinas karyawan juga untuk menunjang program CSR perusahaan di bidang efisiensi energi berbasis pemberdayaan, seperti menerangi fasilitas umum yang ada di Indarung dan Batu Gadang, seperti masjid, musala, pos pemuda dan lain sebagainya," ujar Ruki.

Tentang nama tim STORE1908, Ruki membeberkan latar belakangnya. STORE artinya toko, sedangkan 1908 adalah tahun berdirinya PLTA Rasak Bungo.

Karena mesin dan komponen untuk PLTA Rasak Bungo yang orisinal tidak ada lagi yang jual, makanya Unit WHRPG & Utilitas membuat tim STORE1908, ujar Ruki.

"Tim ini ibaratnya menjadi toko untuk kebutuhan PLTA Rasak Bungo," katanya berseloroh.

PLTA Rasak Bungo lebih tua dari PLTA Tonsea Lama di Minahasa yang dibangun 1912 dan mulai dioperasikan tahun 1923.

PLTA Rasak Bungo juga lebih tua dari usia PT Semen Padang yang kini menginjak angka 111 tahun.

Sebelum pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara itu didirikan, Belanda lebih dulu membangun PLTA Rasak Bungo.

Sumber energi dari PLTA Rasak Bungo dimanfaatkan untuk mendirikan pabrik, sekaligus untuk operasional pabrik Indarung I PT Semen Padang ketika itu.

PLTA Rasak Bungo dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 1 hektar. PLTA ini memiliki dua turbin dengan total listrik yang dihasilkan setiap harinya, mencapai 700 KW.

Sejak dibangun, hingga sekarang, turbinnya belum pernah diganti. Pada turbin itu terdapat tulisan berbahasa Belanda Amme, glesecke & konegen. A.G. Braunschweig.

Bangunan penunjang PLTA Rasak Bungo terdiri atas ruang operator, gudang, ruang turbin seluas lebih kurang 12x15 meter persegi, dan ruang Buspar.

Ruang Buspar tak lain dari tempat alat pemutus dan penghubung arus atau yang disebut dengan MCB (Miniature Circuit Breaker).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper