Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Penduduk Miskin di Sumbar Bertambah 6,56 Persen

Jadi terjadi penambahan sebesar 20,6 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 344,23 ribu orang (6,28 persen).
Seorang ibu membawa anaknya ke sawah untuk menyabit rumput yang akan diberikan untuk hewan ternak sapi di Desa Tabek, Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat../Bisnis-Noli Hendra
Seorang ibu membawa anaknya ke sawah untuk menyabit rumput yang akan diberikan untuk hewan ternak sapi di Desa Tabek, Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat../Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat mencatat telah terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin pada bulan September 2020.

Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Provinsi Sumbar Krido Saptono mengatakan melihat pada bulan September 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Sumbar mencapai 364,79 ribu orang (6,56 persen).

"Jadi terjadi penambahan sebesar 20,6 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 344,23 ribu orang (6,28 persen)," kata Krido dikutip data BPS Sumbar, Senin (15/2/2021).

Dia menjelaskan untuk persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2020 sebesar 4,97 persen naik menjadi 5,22 persen pada September 2020. Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada Maret 2020 sebesar 7,43 persen naik menjadi 7,83 persen pada September 2020.

Selama periode Maret 2020-September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 13,19 ribu orang (dari 128,12 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 141,31 ribu orang pada September 2020).

"Sedangkan di daerah pedesaan juga mengalami kenaikan sebanyak 7,36 ribu orang (dari 216,11 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 223,47 ribu orang pada September 2020)," ujarnya.

Menurutnya ada sejumlah hal yang membuat jumlah kemiskinan di Sumbar bertambah. Seperti halnya peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.

Dimana untuk sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 75,83 persen.

Setidaknya ada tiga jenis komoditi makanan yang berpengaruh paling besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, cabe merah (di perkotaan dan di perdesaan).

"Sedangkan lima komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi," sebutnya.

Namun melihat pada perkembangan tingkat kemiskinan 2007 - September 2020, tingkat kemiskinan di Sumbar mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentasenya.

Selama lebih satu dasawarsa ini, jumlah penduduk miskin Sumbar telah dapat ditekan cukup signifikan dari 529,2 ribu jiwa (tahun 2007), menjadi 364,79 ribu jiwa (September 2020).

Secara persentase, penurunan yang terjadi bahkan hampir separuhnya, dari 11,9% (tahun 2007) menjadi 6,56 (September 2020). Bila dilihat dari Maret 2020 ke September 2020 terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 6,28 persen menjadi 6,56 persen.

"Kalau untuk perkembangan tingkat kemiskinan September 2019 - September 2020. Jumlah penduduk miskin di Sumbar pada September 2020 mencapai 364,79 ribu orang. Terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 20,56 ribu orang dibandingkan Maret 2020," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper