Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal 2021, Ekspor Manggis Sumbar ke China Naik 45,7 Persen

Kepala Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto mengatakan peningkatan jumlah ekspor manggis ini terlihat pada Januari 2021 di mana pihaknya sudah mensertifikasi ekspor manggis dengan volume sebanyak 547.944,5 kg dengan nilai Rp32,88 miliar.
Seorang petani manggis tengah mengumpulkan buah manggis yang baru saja dipanennya di daerah Jawa Gaduik, Kelurahan Limau Manih, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat. /Bisnis-Noli Hendra
Seorang petani manggis tengah mengumpulkan buah manggis yang baru saja dipanennya di daerah Jawa Gaduik, Kelurahan Limau Manih, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Geliat ekspor manggis Provinsi Sumatra Barat pada awal tahun 2021 terpantau membaik. 

Buktinya, dari hasil pemeriksaan komoditas manggis kualitas ekspor oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang, peningkatan jumlah ekspor terbilang cukup siginifikan bila dilihat dari Januari 2020 ke Januari 2021.

Kepala Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto mengatakan peningkatan jumlah ekspor manggis ini terlihat pada Januari 2021 di mana pihaknya sudah mensertifikasi ekspor manggis dengan volume sebanyak 547.944,5 kg dengan nilai Rp32,88 miliar.

Sementara pada Januari 2020 lalu, berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) sertifikasi ekspor manggis yang sudah dilakukan Karantina Pertanian Kelas I Padang sebesar 376.137 kg dengan nilai Rp16,9 miliar.

"Jadi bila dibandingkan pada bulan yang sama, peningkatan jumlah ekspor buah manggis di Sumbar itu sebesar 45,7 persen," kata Iswan, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (3/2/2021).

Sedangkan untuk posisi awal bulan Februari 2021 ini, pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang juga telah melakukan pemeriksaan terhadap komoditas manggis yang akan diekspor ke China sebanyak 28.875 kg dengan nilai Rp1,73 miliar.

"Kita melihat, meski terbatasnya akses transportasi di masa pandemi Covid-19 ini, ternyata tidak menjadi masalah untuk mengekspor manggis. Dari informasi yang kita dapatkan, agar ekspor tetap jalan, eksportir bahkan menyiapkan transporasi sendiri dengan menyewa pesawat cargo langsung ke negara tujuan ekspor," ujarnya.

Menurutnya peningkatan jumlah ekspor ini menjadi bukti bahwa gerakan tiga ekspor di Sumbar dapat tercapai bahkan melebihi target yang sudah ditetapkan.

Selain itu diharapkan dengan adanya peningkatan ekspor manggis dapat menjadi motivasi bagi petani dan pelaku usaha pertanian. Sehingga kesejahteraan dan pergerakan ekonomi di Sumbar juga meningkat.

Sementara itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar memaparkan untuk produksi manggis di daerah itu sepanjang tahun 2020 sebesar 54.675 ton. Daerah Kabupaten Limapuluh Kota menjadi daerah terbesar memproduksi manggis yakni sebanyak 20.000 ton lebih, dan diikuti oleh Kota Padang 10.000 ton lebih.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal mengatakan dengan cukup potensial nya komoditi manggis di Sumbar, pihaknya pun terus berupaya melakukan perluasan penanaman bibit manggis, agar produksi bisa digenjot.

"Melihat data 2019 tercatat jumlah tanaman manggis di Sumbar mencapai 1.108.843 batang yang ditanam di atas lahan mencapai 11.000 hektare lebih. Jumlah ini akan terus kita genjot, dengan cara penanaman bibit manggis di sejumlah daerah," ujar pria yang akrab disapa Jejeng ini.

Dia menjelaskan untuk potensi dan peluang pengembangan tanaman manggis di Sumbar memang cukup besar, baik ditinjau dari potensi lahan, keragaman jenis, maupun dari aspek petani dan teknologi.

Melihat pada wilayah pertumbuhan tanaman manggis di Sumbar mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dari 0 sampai dengan 900 MDPL.

Daerah dengan produksi manggis terbesar terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan total produksi di tahun 2020 mencapai 20.696 ton.

Lalu juga ada Kota Padang sebesar 10.837 ton, Kabupaten Agam 6.921 ton, Kabupaten Sijunjung 4.550 ton, dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 4.448 ton.

"Sisanya tersebar di kabupaten dan kota lainnya di Sumbar. Hanya Bukittinggi yang tidak memproduksi manggis," tegasnya.

Jejeng menyebutkan untuk populasi manggis itu ada sebanyak 100 batang per hektar dengan rata-rata produksi 1 pohon manggis itu mencapai 125,29 kg per pohon.

Varietas yang dibudidayakan diantaranya adalah varietas unggul lokal Ratu Kamang dan varietas unggul nasional diantaranya kaligesing/wanayasa/puspahiang.

Jejeng mengatakan sejauh ini di Sumbar menetapkan 12 kabupaten dan kota sebagai daerah kawasan manggis, melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 521.849.2019 tanggal 13 November 2019 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Daerah yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Agam, Solok, Pasaman, Pasaman Barat , Dharmasraya dan Kota Padang. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper