Bisnis.com, PEKANBARU — Bea Cukai Pekanbaru berhasil menghimpun penerimaan negara Rp154,4 miliar dari bea masuk, bea keluar dan cukai kurun 2020, setara 128 dari target yang ditetapkan Rp120 miliar.
Rinciannya penerimaan bea masuk sebesar Rp81,5 miliar dari target Rp91,6 miliar (88,92 persen), bea keluar sebesar 72,11 miliar dari target Rp27,7 miliar (260,08 persen) dan cukai sebesar Rp801,7 juta dari target Rp1,1 miliar (72,15 persen).
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi BC Pekanbaru AG. Aryani, mengatakan penerimaan secara keseluruhan tahun lalu melampaui target dibantu oleh penerimaan bea keluar.
“Penerimaan ditopang bea keluar yang mencapai 200 persen [di tengah] hampir semua negara terimbas pandemi,” kata Aryani kepada Bisnis, baru-baru ini.
Aryani melanjutkan pencapaian penerimaan yang telah melampaui target tentunya sangat berkontribusi bagi penerimaan negara. Terutama dari penerimaan bea keluar yang melebihi target dua kali lipat atau 200 persen lebih menunjukkan pemulihan ekonomi di wilayah pengawasan BC Pekanbaru.
Pandemi Covid-19 tentu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan negara. Namun, dengan tetap berjalannya pelayanan dan pengawasan yang prima, penerimaan BC Pekanbaru melampaui target.
Baca Juga
Aryani mengatakan selama kurun waktu tiga tahun terakhir, penerimaan bea keluar cenderung meningkat.
Komoditi cangkang yang merupakan salah satu komoditi terbesar yang diekspor. Tetapi, hal ini tidak bisa menjadi tumpuan penerimaan karena produksi cangkang tergantung pada produksi bahan utamanya yaitu Crude Palm Oil (CPO).
Turunan CPO dan kayu serta produk turunannya masih menjadi komoditas ekspor penghasil bea keluar terbesar di wilayah pengawasan KPPBC TMP B Pekanbaru.
Khusus ekspor turunan CPO berupa cangkang sawit atau palm kernel shell merupakan penghasil terbesar. Aryani memaparkan kalau cangkang sawit sebetulnya produk sampingan dari CPO. Tidak jadi target komoditi spesifik ekspor. Batok biji sawit ini di luar negeri digunakan untuk bahan bakar.
“Cangkang ini sebetulnya hasil sampingan justru sedang tinggi [ekspor],” ujar Aryani.
Sebab itu penerimaan tidak bisa dipatok terus-menerus tinggi atau rendah. Hal ini bergantung permintaan luar negeri dan stok yang ada di wilayah Pekanbaru. Kebanyakan eksportir mengumpulkan cangkang lebih dulu dan mengekspor ke luar negeri.
Penerimaan juga didapat dari impor barang kiriman melalui Kantor Pos Lalu Bea Pekanbaru yaitu bea masuk sebesar Rp523,7 juta. Kemudian barang bawaan penumpang melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II yang beroperasi dari Januari hingga Maret 2020 sebelum pandemi sebesar Rp120,7 juta.
Sebetulnya, target pendapatan negara pada 2020 sudah dicapai di bulan November. Setoran ke negara mencapai Rp135.556.361.985 atau sekitar 112,47 persen. Hingga menutup tahun, ada penambahan sekitar Rp19 miliar sehingga mencapai Rp154 miliar.
“Penerimaan ini tercapai tentu atas usaha dan koordinasi yang baik pegawai Bea Cukai Pekanbaru di bidang pelayanan, pengawasan dan supporting unit lainnya,” kata Aryani. “Selain itu, didukung dengan kesadaran masyarakat untuk tertib dan taat dalam membayar pajak serta peraturan kepabeanan dan cukai yang berlaku.” (K42).