Bisnis.com, PADANG - Kementerian Keuangan RI melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumatra Barat menyerahkan penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat sebanyak Rp250 miliar.
Kepala Kanwil DJPb Sumbar Heru Pudyo Nugroho mengatakan secara nasional dari 10 BPD yang mengajukan untuk menyalurkan dana PEN, hanya Bank Nagari satu-satunya BPD yang disetujui usulannya oleh Kementerian Keuangan jelang penutupan tahun 2020 ini, sementara BPD lainnya masih dilakukan berbagai evaluasi.
"Bank Nagari dinilai lebih siap dan lebih baik, seperti soal adanya subsidi bunga yang didukung oleh Pemprov Sumbar, dimana yang seharusnya suku bunga kredit 16 persen, tapi disubsidi oleh Pemda sebanyak 14 persen, sehingga suku bunga kredit itu hanya 2 persen," katanya yang dikutip dari sambutan di acara Penyerahan Penempatan Dana PEN Pada Bank Nagari di Auditorium Gubernuran, Padang, Jumat (18/12/2020).
Selain itu jumlah dana PEN yang ditempatkan di Bank Nagari itu, juga sesuai dengan jumlah yang diusulkan ke Kementerian Keuangan yakni sebanyak Rp250 miliar.
Menurutnya dengan adanya respon yang cepat dari pemerintah pusat juga sebagai bentuk koordinasi yang bagus antara Pemprov Sumbar dengan Kanwil DJPb Sumbar. Sehingga dana PEN untuk Sumbar bisa diberikan di akhir tahun 2020 ini, dan tidak di awal tahun 2021.
"Artinya dari sekarang Bank Nagari sudah bisa bergerak, karena dananya sudah ada. Dari Bank Nagari juga menyebutkan bahwa dana PEN itu diperuntukan bagi pelaku usaha super mikro di Sumbar, karena mereka lah yang paling merasakan dampak dari pandemi Covid-19," ujarnya.
Heru menjelaskan bahwa di luar dari skema dana PEN itu, DJPb Sumbar juga mencatat nilai biaya dari skema subsidi bunga atau subsidi margin di Sumbar sudah tersalurkan sebanyak Rp101,5 miliar.
"Biaya sebanyak itu telah dimanfaatkan oleh 189 ribu lebih debitur KUR dan Rp 84,7 miliar Non KUR telah dimanfaatkan pula oleh 186.800 debitur," ujar Heru.
Dikatakannya sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo kinerja untuk pemulihan ekonomi perlu dilakukan sebaik mungkin. Untuk di Sumbar pun diharapkan demikian.
"Saya berharap sinergi kedepan antara Pemprov Sumbar dengan DJPb dan OJK dan Bank Indonesia di Sumbar akan semakin erat, serta dapat intens dalam melakukan pengawalan kegiatan PEN itu," harapnya.
Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad menyambut baik adanya dana PEN sebanyak Rp250 miliar tersebut. Karena memang bicara dampak Covid-19, cukup banyak pelaku usaha di Sumbar yang merasakan terpuruknya ekonomi akibat pandemi itu, sehingga dibutuhkannya suntikan dana.
"Hari ini langsung kita salurkan dana PEN. Dengan nilai mulai dari puluhan juta hingga ratusan. Dimana dalam penyaluran PEN sesuai dengan kebijakan dari Gubernur Sumbar, dana PEN diberikan untuk pedagang kecil atau super mikro," sebutnya.
Suku bunga untuk kredit dana PEN itu juga sangat kecil. Karena Pemprov Sumbar telah mensubsidi bunga yakni dari pemerintah 14 persen dengan platform pinjaman maksimal Rp3 juta.
"Jadi kredit super mikro bunganya 16 persen dengan subsidi Pemda sebesar 14 persen, sehingga beban nasabah super mikro hanya 2 persen saja. Ini merupakan bagian dari Usaha Pemda untuk Pemulihan Ekonomi masyarakat kecil sebagai akibat dari Pandemi Covid-19," jelasnya.
Irsyad pun berkeyakinan dengan adanya kebijakan itu akan membuat perekonomian di Sumbar tumbuh pada tahun 2021 mendatang. Setidaknya pertumbuhannya itu bisa lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Alasannya, ada beberapa prediksi yang sudah memberikan sinyal positif untuk pertumbuhan perekonomian 2021 seiring adanya program pemulihan ekonomi tersebut.
"Hari ini, Kanwil DJPb Sumbar kepada Bank Nagari telah menyerahkan penempatan dana PEN sebesar Rp250 miliar. Insya Allah dana ini akan dikelolah dengan baik," tegasnya.
Dia menyebutkan dengan adanya dana PEN itu serta adanya sejumlah kebijakan lainnya yang juga telah diambil oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, maka Bank Nagari pun menargetkan pertumbuhan kredit di atas Rp1 triliun atau sebesar 5 persen di 2022.
Dimana dalam rangka penyaluran dana PEN dimana Bank Nagari melakukan leveraging 2 kali lipat, maka dengan adanya dana PEN ini akan disalurkan kredit sebesar Rp500 miliar dengan bunga yang lebih rendah sebagai bagian dari PEN.
Serta sebagiannya yakni Rp250 miliar lagi dan menjadi Rp500 miliar merupakan penyaluran kredit yang menggunakan dana sendiri (Bank Nagari). Sehingga rencana penyaluran kredit untuk tahun 2021 akan dicapai di atas Rp1 triliun.
"Kita punya komitmen agar secepatnya relaksasi, agar pelaku usaha segera pulih dan tumbuh, dan dampaknya terhadap perekonomian dapat kembali ke situasi normal," harap Irsyad.
Sementara itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno berharap banyak dengan adanya sokongan dana PEN dari pemerintah pusat melalui DJPb Sumbar itu. Dia menginginkan agar perekonomian di Sumbar kembali bangkit dan tumbuh seiring digelontorkannya dana PEN tersebut.
"Perekonomian kita di Sumbar sudah terpuruk karena resesi. Pertumbuhan ekonomi yang kita lihat untuk kuartal II dan kuartal III itu naik hampir 10 persen walaupun masih minus 2,8 persen. Saya berharap di kuartal IV bisa naik lagi dan mudah-mudahan tidak minus lagi dan jika bisa bisa positif serta hal ini butuh dukungan semua pihak," harapnya.
Irwan Prayitno menyebutkan selain adanya dana PEN Rp250 miliar yang disalurkan oleh Bank Nagari itu, sebelumnya Pemprov Sumbar melalui APBD juga telah melakukan berbagai upaya pemulihan ekonomi seperti penyaluran bantuan sosial serta bantuan lainnya baik itu dalam bentuk sembako maupun uang.
Kini dengan adanya dana PEN yang mana bunga kredit hanya 2 persen, jelas-jelas akan dapat membuat pelaku usaha super mikro kembali membaik. Karena misalnya dana yang dipinjam Rp1 juta, maka bunganya itu hanya Rp5.000.
"Saya bunga pinjaman Rp5.000 itu tidak menyulitkan untuk pelaku UMK bila pinjaman hanya Rp1 juta," tegasnya.
Dia mengakui bahwa UMKM yang paling terdampak adalah sektor informal, sehingga dari sini lah perlu ada suntikan dana seperti halnya PEN. Seperti 2 persen bunga kredit yang akan disalurkan Bank Nagari itu, akan membantu UMKM segera menggerakan usahanya.
Di Sumbar usaha mikro ada sebanyak 80 persen, usaha kecil 14 persen, usaha menengah 0,8 persen, dan sisanya usaha tergolong besar hanya sedikit.
Irwan Prayitno menyebutkan bahwa hal yang terlihat di kampung-kampung, banyak sekali warung-warung, lapau/kadai, yang bermunculan di setiap sudut kampung. Bahkan masing-masing rumah punya warung, dan ini artinya masyarakat Minangkabau punya jiwa pengusaha yang cukup tinggi.
"Artinya perekonomian dari sektor informal ini benar-benar merasakan betul dampak dari pandemi ini," sebutnya.
Gubernur pun meminta kepada Bank Nagari yang telah ditunjuk untuk menyalurkan dana PEN untuk serius mencapai target yang diharapkan. (k56).