Desa Wisata Kampung Patin Terbaik Nasional

Desa Wisata Kampung Patin di Koto Mesjid, Kampar, binaan SKK Migas – PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) mengharumkan nama Provinsi Riau di kancah nasional.
Foto: Dok. PT. Chevron Pacific Indonesia
Foto: Dok. PT. Chevron Pacific Indonesia

Bisnis.com, PEKANBARU – Desa Wisata Kampung Patin di Koto Mesjid, Kampar, binaan SKK Migas – PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) mengharumkan nama Provinsi Riau di kancah nasional.

Program pelatihan dan pendampingan desa wisata di desa tersebut berhasil meraih peringkat terbaik dalam ajang yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Penyerahan penghargaan dilakukan langsung oleh Menparekraf Wishnutama dalam acara Apresiasi Perguruan Tinggi Terbaik dalam Pendampingan Desa Wisata 2020 di Jakarta pada Rabu (2/12).

Penghargaan tersebut diserahkan kepada Sekolah Tinggi Pariwisata Riau (STP Riau) yang menjadi mitra SKK Migas – PT CPI dalam program pelatihan dan pendampingan desa wisata di Koto Mesjid.

Ketua STP Riau Eni Sumiarsih mengaku bersyukur dan bangga atas pencapaian tersebut. ’’Pendampingan desa wisata ini merupakan wujud kerja sama perguruan tinggi dengan industri, yaitu dengan SKK Migas dan PT CPI, dalam peningkatan SDM pariwisata,’’ papar Eni.

Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan bekerja sama dengan STP Riau, termasuk Kemenparekraf, SKK Migas, PT CPI, Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar, tim pengembangan Desa Wisata Kampung Patin, seluruh masyarakat dan penggiat wisata di Desa Koto Mesjid.

STP Riau mampu mengungguli berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Peringkat kedua dan ketiga diraih Akademi Pariwisata Mandala Bhakti di Desa Wisata Lembah Dongde-Desa Gentungan Karang Anyar, Jawa Tengah, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat.

Desa Wisata Kampung Patin Terbaik Nasional

”Ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Program-program pengembangan masyarakat yang dijalankan PT CPI lebih memfokuskan pada peningkatan keahlian dan keterampilan masyarakat agar lebih berkesinambungan dan menciptakan kemandirian, bukan ketergantungan,” kata Rudi Arief mewakili GM Corporate Affairs Asset PT CPI dalam sambutannya. Termasuk dalam program desa wisata ini, di mana masyarakat diharapkan semakin terampil dan mandiri dalam mengelola potensi   desa mereka sebagai tujuan wisata.

’’Prestasi ini menjadi awal tantangan baru, yakni bagaimana menciptakan keberlanjutan dari hasil program  pendampingan ini sehingga tercipta kemandirian masyarakat,” ucap Spesialis Pratama Dukungan Bisnis SKK Migas Sumbagut Yanin Kholison. Selain itu, lanjut dia, STP Riau diharapkan dapat mempertahankan mengembangkan program ini ke desa-desa lain agar mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Riau.

Prestasi nasional STP Riau juga menjadi model kemitraan triple helix yang sukses antara pemerintah, kalangan akademisi, dan industri.

Pada 27 Februari lalu, Kemenparekraf dan berbagai perguruan tinggi menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan desa wisata melalui pelatihan dan pendampingan SDM pariwisata. Kegiatan yang dilakukan di antaranya Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi sadar wisata; sapta pesona; protokol Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE); pelayanan prima melalui exploring, packaging, presentation; dan pengembangan potensi produk pariwisata.

Dalam Program Pengembangan Desa Wisata Kampung Patin yang digagas SKK Migas – PT CPI, STP Riau melatih dan membimbing masyarakat untuk meningkatkan keterampilan di bidang pemandu wisata, identifikasi potensi objek wisata, penginapan (homestay), suvenir, dan kuliner.

Konsep yang dikembangkan adalah wisata berbasis komunitas (community based tourism/ CBT). Wisata berbasis komunitas ini merupakan konsep pengembangan suatu destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, dan budaya. Program ini berupaya membangun keterampilan komunitas dan menjaga konservasi lingkungan.

Hasil dari program ini, antara lain, lahirnya dua objek wisata baru, yakni Goa Rambut Emas dan Sungai Gagak. Kemudian, produk olahan daging ikan patin di desa tersebut juga lebih dikembangkan menjadi fish burger, otak-otak, bakso goreng, siomay, tekwan, empek-empek, hingga kerupuk kulit patin.

Untuk sektor homestay di sekitar Desa Koto Mesjid, jumlahnya kini meningkat menjadi 30 unit dibandingkan sebelumnya yang hanya sembilan unit. Masyarakat juga dilatih tentang standar homestay di Indonesia maupun protokol kesehatan lokasi wisata di tengah pandemi.

Program ini juga telah ditindaklanjuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pemkab Kampar, para penggiat wisata, dan PKK. Diharapkan, perekonomian rakyat dapat terbantu melalui sektor pariwisata. Program desa wisata ini selaras dengan program Pemkab Kampar dalam pengembangan pariwisata dan industri pengolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper