Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Sumut Naik

Pertumbuhan tingkat hunian hotel berbintang ini bukan karena meningkatnya antusiasme masyarakat, melainkan karena kegiatan kementerian dan bimbingan teknologi yang dilaksanakan di hotel bersangkutan
Adaptasi kebiasaan baru dengan displin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak penting di era pandemi Covid-19.
Adaptasi kebiasaan baru dengan displin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak penting di era pandemi Covid-19.

Bisnis.com, MEDAN - Kebijakan pemerintah memberlakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB) membuat hunian kamar hotel berbintang di Sumatra Utara (Sumut) bertambah. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara mencatat tingkat hunian hotel berbintang di Sumut pada Agustus naik 2, 47 poin dibandingkan Juli 2020 (mtm).

Tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Juli 2020 sebesar 26,92 persen, sementara pada Agustus 2020 menjadi 29,38%. Secara yoy, persentase ini mengalami penurunan minus 18.50 persen. Pada Agustus 2019, kamar hotel berbintang dihuni sebesar 47,99 persen.

Pada Juni 2020, Badan Pusat Statistik Sumut mencatat rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang satu adalah 1,36 hari, bintang dua 1,24 hari, bintang tiga 1,41 hari, bintang empat 1,61 hari, dan bintang lima 2,86 hari.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut Denny S. Wardhana menyampaikan pertumbuhan tingkat hunian hotel berbintang ini bukan karena meningkatnya antusiasme masyarakat, melainkan karena kegiatan kementerian dan bimbingan teknologi yang dilaksanakan di hotel bersangkutan.

"Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus walau belum banyak. Ada dari kementerian, seperti dari kementerian pariwisata mengenai panduan CHSE. Ada beberapa bimbingan teknologi," ungkap Denny melalui sambungan telepon, Selasa (14/10/2020).

Denny mengungkapkan tingkat hunian hotel berbintang di Sumut pada bulan berikutnya tidak dapat diprediksi keadaannya, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum terkendali.

"Kita belum bisa memprediksi occ hotel sampai akhir tahun. Semoga saja pandemi
Ini bisa menurun dan kita bisa mengikuti protokol kesehatan, sehinga bisnis bisa kembali normal," ujarnya.

Secara umum, sektor usaha pariwisata terpukul dampak pandemi yang cukup dalam. PHRI bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berusaha melakukan penyesuaian SOP sejalan dengan kebijakan adaptasi kebiasaan baru yang diterapkan pemerintah.

Laporan Perekonomian Sumatera Utara Kuartal III yang diolah Bank Indonesia menjelaskan beberapa strategi yang dilakukan sektor usaha perhotelan di Sumut untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19, yaitu adaptasi teknologi untuk meminimalksir kontak langsung dengan tamu, menyesuaikan strategi pemasaran dan SOP dengan era new normal, dan menerapkan CHSE (clean, healthy, safety, environment).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper