Bisnis.com, PEKANBARU – Tujuh desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau mendapat manfaat ekonomi dari budidaya jahe merah. Permintaan jaAhe merah melonjak tinggi di tengah pandemi sejalan dengan upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area tersebut.
Budi daya jahe merah di daerah itu merupakan komoditas Pertanian Ekologis Terpadu (PET), program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Bumi Palma Lestari Persada (BPLP), anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food. Program ini telah berlangsung sejak 2019.
CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Riau, Franciscus Costan menjelaskan dari hasil penelitian untuk Food Industry Asia yang dilakukan oleh lembaga riset AiPalette, konsumen Indonesia memilih jahe merah untuk meningkatkan imunitas tubuh. Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kelompok tani bisa memanen sampai 62 ton dari program ini. Anggota kelompok tani mendapat tambahan penghasilan sebanyak Rp15 juta per keluarga. Jahe merah ditanam setiap area lahan petani seluas seperempat hektare,” katanya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (7/10/2020).
Program PET-DMPA memiliki lebih dari 124 anggota bertujuan mengajak masyarakat meninggalkan pola pertanian membakar lahan dan menggantinya dengan pertanian ramah lingkungan dan lebih produktif. Dengan demikian, masyarakat dapat mencegah karhutla sekaligus meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatan tambahan.
“Sebelumnya kami hanya menjual kopra. Namun melalui program PET dari PT BPLP, ada tambahan penghasilan dari panen jahe merah yang ditanam di lahan kami. Kini penghasilan kami pun bertambah”, terang Budi Santoso, salah satu anggota kelompok Karya Tani Mas.
Baca Juga
Upaya bersama budi daya jahe merah mendapat dukungan baik dari PT BPLP maupun pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Desa. Walau masih dalam skala kecil dan tahap awal, masyarakat sepakat membentuk ‘Forum Tani Makmur Mas’ sebagai wadah mengelola program.
“Kami percaya jahe merah adalah tanaman yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pembukaan lahan. Saat ini, pandemi COVID-19 telah meningkatkan minat konsumen pada pengobatan tradisional seperti jahe merah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jadi meskipun program masih pada tahap awal, kami yakin akan memiliki dampak positif yang bertahan lama”, jelas Franciscus Costan.
Sinar Mas Agribusiness and Food mendampingi masyarakat membuat jahe merah bubuk agar dapat disimpan lebih lama dibandingkan jahe merah yang belum diolah. Selain itu, pengemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap produk jahe merah.
Pihaknya menempatkan tiga orang tenaga ahli serta dukungan bahan dan alat belajar, bantuan bibit jahe, benih sayuran,dan bibit nenas madu kepada masyarakat saat mereplikasi program di lahannya.
Saat ini pengolahan jahe merah menjadi jahe merah bubuk telah terlaksana di Desa Karya Tani, dan diharapakan dapat diperluas ke desa-desa lainnya. Terutama di sekitar area operasional perusahaan. (K42)