Bisnis.com, PALEMBANG – Nelayan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, bakal mendapat jatah 1.036 paket konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) dari pemerintah pusat sebagai upaya untuk memberikan energi yang lebih efisien untuk aktivitas nelayan.
Plt Kepala Dinas Perikanan Muba Hendra Tris Tomy di Sekayu mengatakan, paket bantuan itu akan direalisasikan ke ratusan nelayan di Muba pada pertengahan Oktober 2020.
“Paket konversi ini diberikan pemerintah secara gratis. Sejauh ini koordinasi dengan pihak terkait sudah dilakukan untuk teknis menyerahkan bantuannya lantaran harus ada penerapan protokol kesehatan,” katanya, Jumat (2/10/2020).
Tomy mengatakan pemerintah telah menetapkan kriteria penerima bantuan yakni nelayan pemilik kapal kurang dari 5 gross ton (GT), kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP.
Selain itu, nelayan tersebut diwajibkan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan serta memiliki kartu nelayan dan terdaftar dalam Basis Data Terpadu (BDT).
Persyaratan ini berdasarkan Perpres Nomor 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran.
Baca Juga
“Yang terpenting lagi, nelayan terpilih dipastikan belum pernah menerima bantuan sejenis,” kata dia.
Pembagian paket perdana konverter kit BBM ke LPG terdiri atas beberapa komponen yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer dan lainnya.
“Secepatnya bantuan ini akan kami salurkan ke nelayan yang terdata agar bisa dimanfaatkan, terutama di tengah pandemi Covid-19,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso, mengingatkan, proses pendistribusian paket konventer ki ini ditargetkan selesai pada pertengahan Desember 2020.
"Program ini diinisiasi Kementerian ESDM untuk membantu nelayan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih dan murah,” kata dia.
Program Konversi BBM ke BBG untuk nelayan ini telah dilaksanakan selama lima tahun terakhir. Semula lantaran pandemi, program konversi BBM ke BBG bagi nelayan ini terpaksa dihentikan karena adanya recofusing anggaran.
Namun, program ini belakangan dilanjutkan kembali oleh pemerintah untuk membantu perekonomian nelayan walau terjadi penurunan kuota dari 40.000 menjadi 25.000 paket konverter kit, yang disebar di 42 kabupaten/kota.
“Semua pihak harus mengawasi realisasi program ini. Perlu diketahui nelayan bahwa alat ini dibagikan secara gratis, jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan keadaan ini,” kata dia.