Bisnis.com, MEDAN - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Utara (Sumut) pada Agustus 2020 hanya berjumlah 28 kunjungan, merosot sebesar 99,89 persen dibandingkan Agustus 2019 dengan jumlah 26.609 kunjungan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut dalam rilisnya pada Kamis (1/10/2020) mencatat apabila dibandingkan dengan dengan Juli 2020, jumlah kunjungan anjlok 80,56 persen.
Tren penurunan persentase kunjungan wisman ini memang sudah terlihat sejak kuartal kedua 2020. Menurut Gunawan Benjamin Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara, masalah ini bermula sejak adanya pandemik Covid-19.
“Pernah saat Mei 2020 kunjungan wisman hanya satu orang saja. Ini merupakan rekor keterpurukan yang kita harapkan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Pandemi Covid 19 memang masih menjadi akar masalah kala itu,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (1/10/2020).
Menurut Gunawan, rasa takut serta kebijakan karantina wilayah pada bulan Mei lalu turut memperburuk kondisi wisata di Sumut. Tak hanya kunjungan wisman, bisnis perhotelan, restoran, jasa travale, dan transportasi juga ikut terpukul.
“Bulan Mei 2020 Sumut mengalami kerugian sekitar Rp175 milyar. Itu hanya saya hitung dari uang yang dikeluarkan oleh wisman di Sumut yang rata-rata mencapai Rp10,8 juta per orang” tambahnya.
Sebelumnya, di bulan yang sama di tahun 2019, Malaysia mendominasi jumlah kunjungan wisata dengan persentase 46 persen atau sebanyak 12.360 kunjungan. Per Agustus 2020, Malaysia hanya menyumbang wisatawan dengan empat jumlah kunjungan.
Baca Juga
Penurunan signifikan pun dapat dilihat dari jumlah kedatangan melalui pintu masuk menuju Sumatera Utara. BPS Sumut mencatat seluruh kunjungan wisman di bulan Agustus 2020 datang melalui pintu masuk Kualanamu padahal saat ini terdapat empat pintu masuk untuk wisatawan mancanegara, yaitu Bandara Kualanamu, Bandara Silangit, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Tanjung Asahan.
Taulina Anggarani Kepala Bidang Neraca Willayah dan Analisis Statistik BPS Sumut menyatakan Badan Pusat Statistik belum dapat memastikan bagaimana laju pertumbuhan sektor pariwisata di kuartal ketiga, terlebih pada kunjungan wisman karena harus menunggu data dari keempat pintu masuk terkumpul.
“Jumlah kunjungan mancanegara dilihat dari catatan Bandar udara dan laut (empat pintu masuk). Untuk triwulan ketiga masih belum bisa diprediksi karena datanya dihimpun pada bulan Oktober, ” tutur Taulina pada Kamis (1/10/2020).
Sementara itu, Gunawan mengungkapkan pemulihan sektor pariwisata di Sumut akan baru akan terlihat di tahun 2023 mendatang apabila Sumut hanya mengharapkan pendapatan dari kunjungan wisman. Karena itu, menurutnya Pemerintah Provinsi Sumut harus tetap melakukan promosi meskipun sedang di masa pandemi.
“Saya memprediksi sektor wisata sumut baru akan pulih pada tahun 2023 mendatang, dengan catatan pandemi mampu diatasi di semester I 2021. Sekalipun upaya bisnis wisata ini belum akan pulih segera, Sumut harus tetap melakukan promosi,” tuturnya.