Bisnis.com, BATAM - Penurunan kegiatan bisnis di sektor konstruksi memberi andil paling signifikan pada perkembangan pekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II 2020.
Meskipun mengalami penurunan 11,41 persen, sektor konstruksi memberi andil sebesar 2,16 persen yoy (year-on-year) terhadap penurunan ekonomi Kepri secara keseluruhan, paling besar dari 13 sektor yang tumbuh negatif.
Jasa lainnya yang turun paling besar senilai 96,11 persen hanya memberi dampak sebesar 0,48 persen dari penurunan ekonomi Kepri.
Sementara itu, hanya tiga sektor yang mengalami pertumbuhan positif, yakni industri pengolahan tumbuh sebesar 0,51 persen, administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan social wajib sebesar 0,23 persen; dan informasi dan komunikasi sebesar 0,45 persen.
Rafki Rasyid, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, menuturkan, kondisi ini karena sektor konstruksi memang menjadi yang utama penyumbang pertumbuhan ekonomi setelah industry pengolahan yang tumbuh positif.
“Aktivitas konstruksi memang paling banyak menyumbang pertumbuhan perekonomian Kepri. Ketika ini tumbuh minus, maka sektor lain akan terbawa,” kata Rafki dalam pertemuan daring bersama Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kepri pada Kamis (10/9/2020).
Sektor yang tumbuh negatif seperti jasa lainnya, kata Rafki lagi, memang disebabkan oleh pandemic Covid-19 yang membatasi aktivitas usaha, utamanya di sektor pariwisata yang paling terdampak. Hal serupa juga terjadi pada nilai investasi yang turun sebesar 8,64 persen pada triwulan II 2020 ini.
Secara keseluruhan ekonomi Kepri terkontraksi sebesar 6,66 persen yoy pada triwulan II 2020 ini, lebih rendah dibandingkan pada triwulan sbelumnya sebesar 2,06 persen yoy. Sepanjang 2020 ini, pertumbuhan ekonomi Kepri diperkirakan lebih rendah dari tahun 2019 dan akan meningkat pada 2021 mendatang.