Penelitian Tipe Virus Covid-19 di Sumsel Terhenti Akibat Pendanaan

Penelitian digunakan untuk melacak dan dapat menyatakan suatu tempat atau orang tertentu sebagai sumber penularan (reservoar).
Ilustrasi virus corona di udara
Ilustrasi virus corona di udara

Bisnis.com, PALEMBANG - Penelitian genotipe virus Covid-19 di Sumatera Selatan oleh tim ahli independen bidang biomolekuler terkendala pendanaan sehingga terhenti sementara dan baru menyelesaikan tahap pertama dari dua tahap yang dibutuhkan.

Ketua tim penelitian, Prof. Dr. dr. Yuwono, M.Biomed, Selasa (4/8/2020), mengatakan para peneliti yang memulai penelitiannya sejak April 2020 dan menggandeng Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta saat ini kembali fokus melayani kasus Covid-19.

"Karena dana untuk tahap kedua belum ada maka riset belum dilanjutkan, jadi fokus kami baru pelayanan dulu terhadap kasus-kasus konfirmasi positif Covid-19," ujarnya.

Penelitian teknik genotipe dilakukan dengan cara mereplikasi DNA (PCR) lalu diurutkan untuk mengonfirmasi diagnosis infeksi Covid-19 (sequencing), teknik ini digunakan untuk melacak dan dapat menyatakan suatu tempat atau orang tertentu sebagai sumber penularan (reservoar).

Selain melacak asal usul, genotipe dapat mengetahui kemungkinan adanya perubahan susunan keseluruhan informasi genetik yang dimiliki sel atau organisme (genom) tersebut, serta dapat memperkirakan kemungkinan rancangan untuk vaksinnya.

Menurut dia untuk tahapan PCR dan sequencing menelan dana hingga Rp2,25 miliar.

Tahap PCR sudah dilaksanakan berbarengan dengan pemeriksaan swab di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang dan beberapa rumah sakit, pada tahap tersebut diambil 100 sampel yang menelan dana keseluruhan Rp750 juta.

Sedangkan tahap sequencing yang dilakukan untuk merunut satu persatu kode genetik virus penyebab Covid-19 dari tahap PCR ternyata tidak dapat dilakukan di Sumsel, melainkan perlu Lembaga Eijkman Jakarta yang menelan dana Rp1,5 Miliar.

"Nanti setelah sequencing akan keluar profil dari virusnya, apakah Covid-19 di Sumsel ini identik dengan yang ada di Indonesia atau impor dari luar negeri, itu bisa terlacak," tambah Prof Yuwono yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya bidang mikrobiologi.

Ia menjelaskan bahwa timnya sempat mendapatkan tawaran pembiayaan dari Kementrian Riset dan Teknologi, namun dana yang ditawarkan masih terbatas untuk menyelesaikan semua tahap.

Sejauh ini baru Kota Surabaya dan Lembaga Eijkman Jakarta yang sudah menuntaskan penelitian genotipe di Indonesia, kata dia, sebab keduanya mendapatkan dukungan penuh dari berbagai kerja sama dengan pihak-pihak dari luar negeri.

"Walau terbatas dana tapi kami akan tetap menuntaskan penelitian ini," kata Prof. Yuwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper