Bisnis.com, PALEMBANG – Proyek revitalisasi pabrik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Pusri-IIIB, dinilai bakal menghemat biaya gas hingga Rp1,5 triliun sehingga mendukung efisiensi produksi produsen pupuk tersebut.
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Mulyono Prawiro, mengatakan pihaknya mulai bersiap melakukan pembangunan pabrik Pusri-IIIB untuk menggantikan pabrik lama, yaitu pabrik Pusri-III dan Pusri-IV lantaran boros dalam penggunaan energi.
“Teknologi yang digunakan pada pabrik baru nanti lebih ramah lingkungan sehingga dapat menghembat konsumsi gas bumi sebanyak 10 mmbtu per ton urea, hitungannya bisa hemat biaya gas Rp1,5 triliun per tahun,” kata Mulyono dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Kamis (16/7/2020) malam.
Dengan demikian, kata dia, penghematan dari operasional pabrik anyar tersebut diharapkan dapat berdampak pada penurunan harga pupuk, sehingga harga yang diterima petani dan konsumen lainnya lebih terjangkau.
Mulyono melanjutkan pembangunan fisik pabrik tersebut ditarget dapat berlangsung pada pertengahan tahun 2021. Sementara target operasional pabrik diharapkan bisa dimulai pada 2024 mendatang.
Adapun kapasitas produksi Pabrik Pusri III-B dirancang sebanyak 2.000 ton amoniak per hari atau 660.000 ton per tahun. Sedangkan produksi urea mencapai 3.500 ton per hari atau 1,15 juta ton per tahun.
Baca Juga
Pembangunan Pabrik Pusri IIIB ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan kerja yang diperkirakan mampu menyedot sebanyak 10.000 tenaga kerja baru selama konstruksi proyek berlangsung.
“Pembangunan Pabrik Pusri III-B juga mendapat dukungan pemerintah melalui Kementerian BUMN,” kata dia.
Selain itu, Mulyono menambahkan, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) itu juga telah mendapat dukungan untuk ketersediaan pasokan gas bumi dari Kementerian ESDM dan SKK Migas.
“Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gas seluruh pabrik, saat ini Pusri telah mendapat jaminan gas bumi untuk kurun waktu 10 sampai 20 tahun ke depan,” katanya.
Dia melanjutkan perusahaan berharap proyek revitalisasi pabrik tersebut dapat berkontribusi positif untuk peningkatan produksi pangan.
“Sehingga kami dapat mendukung ketahanan pangan nasional dan menstimulus pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Sumsel,” kata Mulyono.