Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batam Tak Ajukan PSBB Untuk Jaga Keberlangsungan Industri

Sektor industri dan pariwisata menjadi pendapatan utama Kota Batam.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menyampaikan paparan ke wartawan.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menyampaikan paparan ke wartawan.

Bisnis.com, BATAM - Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menjelaskan alasan mengapa Kota Batam tidak mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti daerah lain. Padahal, jumlah kasus postif Covid-19 di Batam cukup tinggi, menjadi yang tertinggi di Kepri dengan 36 pasien.

Alasan utama Batam tidak mengajukan PSBB, kata Rudi, adalah untuk tetap menjaga keberlangsungan industri di Kota Batam.

Rudi menjelaskan, sektor industri dan pariwisata menjadi pendapatan utama Kota Batam. Jika tetap dipaksakan, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan stabilitas di masyarakat yang memang banyak bergantung pada sector industri ini.

"Batam ini daerah industri, pariwisata, pendapatan Batam dari pajak dan retribusi hilang, PSBB tidak kita lakukan karena berisiko, industri tutup tidak bisa apa-apa kita," kata Rudi di Batam Centre, Batam, Rabu (6/5/2020).

Meskipun secara kebijakan tidak mengajukan PSBB, Rudi mengaku tetap menjalankan arahan dari pusat, dimana hal tersebut juga masuk dalam pembatasan yang ada di PSBB. Seperti mewajibkan warga Batam untuk memakai masker ketika keluar rumah, menjaga social dan physical distancing, melakukan patroli untuk mengimbau masyarakat agar tidak berkerumun, dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat.

Pembatasan keluar masuk orang ke Batam, juga telah berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah pusat memberhentikan operasional bandara hingga akhir Mei 2020 mendatang. Demikian juga dengan penugasan kapal TNI untuk memulangkan para TKI asal Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam dan daerah lain di Kepri.

"Kita sudah membatasi langsung keluar masuk orang. Tidak PSBB pun kita sudah membuat batasan. Masker juga kita wajibkan," kata Rudi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menjelaskan saat ini penurunan aktivitas bisnis di Batam sebenarnya cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan aktivitas triwulan ke IV tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Batam minus sekitar 4 persen di triwulan I tahun ini. Walaupun secara tahunan (yoy) masih tumbuh sekitar 2 persen.

“Kita memprediksi untuk triwulan II tahun ini akan lebih parah lagi kontraksi ekonomi yang terjadi. Kita tahu di bulan Januari dan Februari aktivitas ekonomi masih relatif normal. Baru menurun di bulan Maret hingga sekarang. Jika dihitung kemungkinan besar akan lebih parah dibandingkan dengan triwulan I,” kata Rafki.

Jika kemudian Batam menerapkan PSBB, Rafki meyakini aktivitas ekonomi akan terkoreksi lebih dalam lagi.(K41)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Bobi Bani
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper