Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perantau Pulang ke Pasaman Tak Terbendung, Capai Ribuan

Kedatangan perantau pulang kampung ke Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) semakin tidak terbendung meski ada larangan terkait corona.
Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pasaman Barat memeriksa suhu tubuh warga di posko perbatasan menuju daerah itu./Antara
Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pasaman Barat memeriksa suhu tubuh warga di posko perbatasan menuju daerah itu./Antara

Bisnis.com, SIMPANG AMPEK – Kedatangan perantau pulang kampung ke Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) semakin tidak terbendung, mencapai ribuan orang, meski ada larangan terkait merebaknya virus corona jenis baru COVID-19.

"Kami tidak bisa menghambat warga yang pulang kampung. Namun, pengawasan kami perketat di daerah perbatasan dan dilakukan cek kesehatan," kata Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pasaman Barat Edi Busti di Simpang Ampek, ibu kota Pasaman Barat, pada Kamis (2/4/2020).

Menurutnya, berdasarkan data yang direkap petugas hingga 28 Maret lalu sejak posko perbatasan dibuka 21 maret perantau yang datang dari pulau Jawa mencapai 193 orang, dari daerah yang tersebar di Indonesia mencapai 2.046 orang, dari luar negeri 23 orang dan pelaku perjalanan mencapai 2.069.

"Itu belum masuk data selama 4 hari terakhir karena datanya masing-masing kita catat dan belum direkap petugas," ucapnya.

Dia mengutarakan untuk mengantisipasi ribuan pemudik, pihaknya membuat posko perbatasan di tiga titik lokasi yakni di Kinali, Ranah Batahan, dan Talamau. Setiap warga yang masuk ke Pasaman Barat disetop dan diperiksa suhu tubuhnya dan disemprotkan disinfektan.

"Masing-masing orang didata dan dicatat alamat dan nomor teleponnya. Jika suhu tubuhnya tinggi dan mempunyai riwayat perjalanan dari daerah pendemi, akan dipantau dan masuk orang dalam pemantauan," lanjut Edi.

Dia meminta kepada warga yang baru datang dari luar daerah atau luar negeri segera melaporkan diri ke posko kesehatan sebagai antisipasi COVID-19. Untuk mengantisipasi COVID-19, tuturnya, diperlukan kerja sama semua pihak. Terutama warga yang baru datang dari rantau.

Edi menyebutkan tidak semua warga yang bisa terdeksi baru datang dari luar daerah meskipun posko di perbatasan telah didirikan.

Untuk itu, dia berharap warga yang baru datang segera melapor untuk dicek kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk memastikan tidak terjangkit COVID-19.

"Bagi yang terdata dan telah diperiksa dan tidak ada gejala COVID-19 untuk menahan diri dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," kata Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper