Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Virus Corona, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumut Turun 0,9 Persen

Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada 2020, dari semula 5,1%-5,5% menjadi 4,3%-4,7%, karena terimbas virus corona atau Covid-19.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada 2020, dari semula 5,1 persen sampai 5,5 persen menjadi 4,3 persen sampai 4,7 persen, karena terimbas virus Corona (Covid-19).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, menyampaikan saat ini pihaknya masih melakukan kalibrasi dan menghitung kembali dampak yang timbul akibat virus tersebut. Namun, dia meyakini dampak virus Corona terhadap ekonomi Sumut akan lebih besar dibandingkan dengan kajian yang dilakukan pada awal Maret ini.

Dampak virus Corona tidak lagi terbatas pada ekonomi China, tetapi telah melebar ke lebih dari 129 negara. Selain itu, pelaku ekonomi dunia dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan risiko yang semakin tinggi terhadap perkembangan ekonomi ke depan.

"Dari berbagai indikator ekonomi Sumut yang tersedia, semakin merebaknya Covid-19 diperkirakan akan berdampak cukup signifikan pada perekonomian Sumut," katanya pada Senin (23/3/2020).

Wiwiek menyebut ekonomi Sumut akan terkontraksi sekitar 0,7 persen sampai 0,9 persen dari proyeksi pertumbuhan awal tahun. Dengan asumsi tersebut, pertumbuhan ekonomi Sumut pada tahun ini diperkirakan di kisaran 4,3 persen sampai 4,7 persen.

Proyeksi pertumbuhan tahun ini, bergerak melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun lalu di angka 5,2 persen. Pada kuartal I/2020, pertumbuhan ekonomi Sumut diperkirakan di atas 4,5 persen.
 
Wiwiek menilai upaya paling penting menjaga ekonomi Sumut agar tidak turun lebih dalam yakni menjaga permintaan domestik. Ini terutama pada konsumsi masyarakat, pemerintah, dan investasi domestik.

Mempercepat realisasi belanja APBD pada awal tahun sangat diperlukan untuk mendorong ekonomi. Begitu pula, realisasi berbagai bantuan langsung pemerintah ke masyarakat akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat.

"Bantuan itu harus dilakukan sesegera mungkin," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper