Bisnis.com, MEDAN - RSUP Adam Malik menyatakan ruang isolasi telah penuh untuk perawatan Pasien dalam Pengawasan (PDP) terkait Covid-19.
Data pasien di RSUP H Adam Malik per 19 Maret 2020 pukul 12.00 WIB mencatat, ada 11 PDP yang saat ini dirawat. Adapun, 3 PDP telah pulang karena dinyatakan negatif Covid-19. Sementara itu, satu PDP positif Covid-19 meninggal dunia pada Selasa (17/3/2020) malam.
Humas RSUP Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan ruang isolasi memang tidak hanya diperuntukkan untuk pasien terkait Covid-19, tetapi juga penyakit menular lain. Saat ini sebanyak 11 ruang isolasi telah digunakan seluruhnya untuk perawatan PDP terkait Covid-19.
"Kebetulan saat ini kami tidak merawat pasien menular dan saat ini ruangan sudah penuh untuk PDP," katanya saat dihubungi Bisnis pada Kamis (19/3/2020).
Sebagai rumah sakit rujukan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, RSUP Adam Malik banyak menangani pasien setiap harinya, baik yang nantinya berstatus ODP maupun PDP. Jika terdapat PDP baru, pihaknya akan merujuk ke rumah sakit lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan telah menetapkan lima rumah sakit rujukan terkait Covid-19. Selain RSUP Adam Malik, ada RSUD Kabanjahe, RSUD Dr. Djasamen Saragih, RSUD Tarutung, dan RSUD Kota Padang Sidimpuan.
Baca Juga
Pemprov Sumut juga menyiapkan dua rumah sakit cadangan untuk penanganan pasien terkait Covid-19. Keduanya yakni Rumah Sakit GL Tobing atau Rumah Sakit PTPN di Tanjung Morawa di Deliserdang dan Rumah Sakit Sari Mutiara di Medan.
"Yang jelas sebelum merujuk, kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan statusnya PDP," imbuhnya.
Rosario menambahkan RS Adam Malik saat ini membutuhkan tambahan alat pelindung diri atau APD. Ini diperlukan bagi tenaga medis dalam penanganan pasien terkait Covid-19.
Meski tidak menyebutkan jumlah ketersediaan saat ini, stok yang ada hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam beberapa minggu mendatang. Di tengah tren peningkatan jumlah kasus, kata dia, kebutuhan APD dalam jumlah yang lebih besar sangat mendesak.
"Trennya [kasus terkait Covid-19] semakin meningkat. Kami punya kekhawatiran stok tidak cukup," katanya.