Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alih Fungsi Lahan Jadi Kendala Sektor Pertanian di Riau, Swasembada Pangan Terancam

Syamsuar, Gubernur Riau, menyampaikan bahwa persoalan alih fungsi lahan memang masih menjadi tantangan dalam mewujudkan target swasembada pangan di daerahnya.
Masyarakat Riau lebih tertarik membudidayakan kelapa sawit ketimbang tanaman padi./Antara-FB Anggoro
Masyarakat Riau lebih tertarik membudidayakan kelapa sawit ketimbang tanaman padi./Antara-FB Anggoro

Bisnis.com, PEKANBARU - Persoalan alih fungsi lahan masih membayangi kinerja pertanian, khususnya komoditas pangan, di Provinsi Riau. Adapun, sebagian besar petani di Bumi Lancang Kuning disebut lebih tertarik menanam kelapa sawit ketimbang tanaman pangan di lahan perkebunannya.

Syamsuar, Gubernur Riau, menyampaikan bahwa persoalan alih fungsi lahan memang masih menjadi tantangan dalam mewujudkan target swasembada pangan di daerahnya.

“Saat ini tak sedikit lahan persawahan yang dulunya menjadi lumbung pangan telah beralih menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit,” kata Syamsuar, seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Riau, Rabu (18/3/2020).

Pemerintah berharap petani dapat mengubah pola pikir bahwasanya tanaman kelapa sawit bukan satu-satunya komoditas yang menguntungkan untuk diusahakan.

Misalnya saja, lanjut Syamsuar, di Kabupaten Siak pernah ada petani yang berhasil melakukan alih fungsi lahan kelapa sawit menjadi tanaman padi.

"Kenyataannya sawit di Siak itu ditebang karena hasil padi lebih besar. Saya pikir ini semua bisa dilaksanakan, yang penting bukti, masyarakat petani ini ingin bukti nyata kita membantu mereka," tutur Syamsuar.

Sementara itu, upaya meningkatkan kinerja sektor pertanian disebut tak lepas dari prinsip-prinsip berkelanjutan yang membutuhkan peran dari masing-masing kepala daerah. Pasalnya, tren keberlanjutan berkaitan erat dengan pengelolaan tata ruangnya.

Dengan demikian, Syamsuar meminta agar seluruh pelaku dan pemangku kepentingan sektor pertanian di Riau untuk inovatif dalam menjaga ketahanan pangan.

Saat ini Riau masih mengandalkan dukungan dari provinsi tetangga, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti beras.

Riau sendiri baru mampu memenuhi sebesar 35% dari total kebutuhan beras yang diperlukan.

"Jadi masih ada sekitar 65% lagi [pasokan beras] yang dibutuhkan Riau ini, kalau tidak ada dukungan kawan-kawan kita dari Sumatera Barat, kemudian Sumatera Utara, ini akan menjadi kesulitan dan dapat menyebabkan inflasi daerah," jelas Syamsuar.

Apabila nantinya Riau bisa meningkatkan produksi padi dan tanaman lain serta memiliki nilai ekonomi tinggi, maka peluang untuk ekspor pun bakal terbuka dengan sendirinya.

Untuk tahun ini, Pemerintah Provinsi Riau menyebut bakal fokus untuk meningkatkan hasil pertanian pangan khususnya padi.

“Saya juga minta agar dikembangkan tanaman-tanaman dengan nilai ekonomi yang tinggi terutama untuk ekspor, saya minta ini difokuskan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper