BIsnis.com, PEKANBARU — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru mendeteksi ada 18 titik panas (hotspot) yang tersebar di Provinsi Riau per Jumat (24/1/2020) pagi, terbanyak se-Pulau Sumatra.
Mia Vadilla, Prakirawan BMKG Pekanbaru, menunjukkan bahwa hotspot tersebut tersebar di Kabupaten Pelalawan sebanyak 8 titik, Bengkalis sebanyak 6 titik, Indragiri HIlir sebanyak 2 titik, serta masing-masing 1 titik di Kepulauan Meranti dan Kota Dumai.
“Semua titik tersebut berada di level confidence di atas 50 persen," kata Mia di Pekanbaru, Jumat (24/1/2020).
Adapun, Mia menambahkan, sebanyak 6 titik memiliki level confidence di atas 70 persen yang diduga merupakan titik api.
Lebih rinci, Kabupaten Pelalawan memiliki titik panas terbanyak di Kecamatan Kuala Kampar sebanyak 3 titik. Sementara di Kabupaten Bengkalis ada 2 titik panas di Kecamatan Pinggir dan Kecamatan Bengkalis. Sementara di Kota Dumai ada 1 titik panas di Kecamatan Sungai Sembilan.
Adapun, 18 hotspot di Riau yang terpantau oleh BMKG tersebut merupakan yang terbanyak di Pulau Sumatra. Pada pukul 06.00, Jumat (24/1/2020), BMKG melaporkan terdapat 30 titik panas dengan level confidence di atas 50% yaitu sebanyak 2 titik di Aceh, 2 titik di Sumatra Utara, 7 titik di Bangka Belitung, 1 titik di Lampung, dan 18 titik di Riau.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati memperkirakan musim kemarau tahun ini akan datang lebih awal di Provinsi Riau dan Provinsi Aceh yaitu sekitar Februari dan Maret.
Wilayah-wilayah di sekitar Sumatra bagian utara dan tengah pun diimbau untuk waspada terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pada awal pekan ini pun, seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau telah diberitahu untuk memasang status siaga darurat apabila kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tempat masing-masing tak terkendali.
Edwar Sanger, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, menyampaikan bahwa Gubernur Riau Syamsuar telah menandatangani surat imbauan yang dikirmkan ke seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
“Pak Gubernur sudah menyurati kabupaten dan kota. Kalau memang kondisi karhutla semakin tidak terkendali, silakan kabupaten dan kota tetapkan status siaga darurat karhutla,” kata Edwar, seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (21/1/2020).
Pada awal tahun ini, kondisi karhutla di Riau masih terkendali kendati sudah ada beberapa lahan yang mulai terbakar. Pasalnya, curah hujan masih ada sehingga diharapkan lahan yang sudah lebih dulu terbakar itu tidak meluas. Dengan demikian, sampai saat ini masih belum ada kabupaten maupun kota yang memasang status siaga darurat.
Apabila ada dua kabupaten atau kota yang menetapkan kondisi status siaga darurat, berikutnya Riau pun bakal menetapkan status siaga darurat tingkat provinsi. Per 17 Januari 2020, BPBD Riau mencatat ada lebih kurang 107,41 hektare lahan terbakar di Provinsi Riau, dengan lahan yang paling luas terbakar berada di Kabupaten Bengkalis seluas 36,4 hektare.