Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musi Banyuasin Tekan Angka Kemiskinan Hingga Satu Digit

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, optimistis dapat menekan angka kemiskinan hingga satu digit seiring strategi yang telah dijalankan pemerintah daerah tersebut.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex memberikan pemaparan saat acara refleksi akhir tahun 2019./Istimewa
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex memberikan pemaparan saat acara refleksi akhir tahun 2019./Istimewa

Bisnis.com, SEKAYU – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, optimistis dapat menekan angka kemiskinan hingga satu digit seiring strategi yang telah dijalankan pemerintah daerah tersebut.

Diketahui, saat ini tingkat kemiskinan Musi Banyuasin sebesar 13,2%. Angka tersebut sudah berkurang jauh dibandingkan dengan kondisi Maret 2018 yang mencapai 16,52%.

Bupati Muba Dodi Reza Alex mengatakan perekonomian masyarakat di kabupaten itu sekitar 80%—90% bergantung pada komoditas karet dan kelapa sawit.

“Saat ini harga komoditas karet dan sawit jatuh jadi pendapatan per kapita masyarakat juga jatuh. Sementara indikator kemiskinan salah satunya adalah pendapatan per kapita," jelasnya saat acara Refleksi Akhir Tahun 2019, Senin (30/12/2019).

Oleh karena itu, kata Dodi, pihaknya sudah berupaya meningkatkan pendapatan petani karet dan sawit dengan mengembangkan sejumlah program hilirisasi untuk kedua komoditas andalan kabupaten itu.

Di sektor karet, Pemkab Muba sudah menerapkan pembangunan jalan menggunakan aspal karet yang bahan bakunya berasal dari hasil panen petani daerah itu. Implementasi aspal karet di ruas jalan Muba tercatat sepanjang 9,5 kilometer.

Pemkab sendiri bakal memperbanyak pemakaian aspal karet untuk mengejar target 100% jalan mantap.

“Saat ini harga di tingkat petani sekitar Rp5.000—Rp6.000 per kg, harga paling bagus Rp9.000—Rp10.000 per kg yang bisa dijual untuk bahan baku aspal karet,” katanya.

Menurut Dodi, produksi karet Muba cukup berlimpah di mana bisa mencapai 106.708 ton per tahun.

Sementara itu, di bidang perkebunan sawit, pihaknya sudah melakukan peremajaan sawit yang dicanangkan oleh pemerintah pusat di daerah itu sejak 2017 lalu.

“Tahun depan kebun yang diremajakan sudah siap panen, mudah-mudahan Presiden RI datang lagi ke Muba saat panen sawit rakyat nanti,” katanya.

Dia menjelaskan nantinya tandan buah segar (TBS) sawit petani itu tidak hanya diolah menjadi crude palm oil (CPO) tetapi juga industrial palm oil (IPO) yang produk akhirnya adalah bahan bakar nabati (BBN).

Dodi menambahkan salah satu indikator kemiskinan lainnya adalah kondisi rumah tidak layak huni. Saat ini masih terdapat 892 unit rumah tidak layak huni di Muba.

“Kami gunakan segala upaya agar rumah yang tidak layak huni ini diselesaikan sehingga layak. Sumber dananya berasal dari APBD, Baznas, dan dana desa,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Penanggulangan Angka Kemiskinan Muba, Beni Hernedi, menambahkan pihaknya telah berupaya menekan angka kemiskinan di mana bisa turun hingga 1,52% per tahun.

“Daerah lain mungkin penurunannya di bawah 1 persen per tahun, tetapi kami bisa sampai 1,52% karena kami betul-betul concern terhadap pengentasan kemiskinan,” kata Wakil Bupati Muba tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper