Bisnis.com, MEDAN - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV siap memperluas penetrasi pasar di luar negeri guna meningkatkan penjualan komoditas teh, khususnyanya di Maroko.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Siwi Peni mengatakan selama beberapa tahun terakhir, komoditas teh mengalami penurunan penjualan lantaran persaingan dari perusahaan di luar negeri seperti Pakistan. Dia mengatakan saat ini harga nasional juga tidak bergerak naik, hanya US$ 2 perkilogram.
“Harga tidak bergerak naik, itu sangat mepet kalau dilihat dari kondisi harga pokok, makanya kami berusaha untuk meningkatkan buyer-buyer,” katanya di kantor PTPN IV Medan (30/10/2019).
Dia mengatakan PTPN IV menyambut baik atas tawaran yang diberikan untuk melakukan penjualan secara langsung di pasar luar negeri, khususnya Maroko. Dia berharap dengan adanya peningkatan penetrasi pasar di Maroko dapat membantu meningkatkan penjualan. Dia mengatakan selama ini pangsa pasar ekspor PTPN IV adalah di Amerika Serikat, Malaysia, Srilanka, Thailand.
“Kalau kesiapan pasti kami sudah siap, karena kami sudah memiliki produk-produk, tinggal bagaimana untuk mengalihkan penjualan saja,” lanjutnya.
Dia mengatakan Maroko bisa dimanfaatkan sebagai pasar baru. Untuk itu, lanjutnya, apabila menjajaki pasar baru tentunya harus menyesuaikan dengan kondisi yang terdapat di pasar. Dia mengakui, tantangan yang dihadapi saat ini adalah ketidaksiapan menanggapi perubahan selera pasar baik dari segi industri hingga processing. Padahal di pasar selera selalu berubah.
Baca Juga
Adapun sebagai informasi, saat ini PTPN IV memiliki 3 unit kebun teh yang berada di Kebun Sidamanik, Bah Butong, dan Tobasar. Untuk produksi paling tidak dapat menghasilkan 7.500 ton pertahun.Dengan menerapkan pemeliharaan tanaman teh sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), perusahaan berupaya mempertahankan mutu pucuk teh minimal 60%.
Duta Besar Indonesia Untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar mengatakan Maroko menjadi negara terbesar ke lima sebagai konsumen terbesar di dunia untuk komoditas teh. Kendati begitu, pemasok terbesar komoditas tersebut masih dikuasai oleh China sampai dengan saat ini, yakni sebesar 98% dan sisanya dari Srilanka.
“PTPN IV memiliki potensi untuk menjadi pembanding, karena sudah terlalu banyak dari produk China, apabila Maroko tidak ada diversifikasi maka akan tergantung dari China,” jelas Hasrul.
Apalagi, lanjut Hasrul kapasitas ekonomi Maroko bisa dikatakan mengalami peningkatan. Apabila PTPN IV dapat memasukan produknya di Maroko, dapat membuka kesempatan untuk mingkatkan pemasaran di negara Afrika lainnya. Pasalnya, PTPN IV diperhitungkan sebagai salah satu produsen teh hitam yang kompetitif .
“Selain itu Maroko punya peluang menjadi gateway pasar Afrika,” katanya.
Untuk langkah awal, duta bersar mengajak PTPN IV untuk memperkanalkan produk teh unggulan di ajang pamaren Inacof (Indonesia Coffe) yang akan diselenggarakan pada 11-17 November 2019 Marrakesh,Maroko.
Foto:
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Siwi Peni bersama dengan Duta Besar Indonesia Untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar menanggapi pertanyaan wartawan di Kantor PTPN IV Medan, Rabu (30/10/2019)/Asteria Desi Kartika Sari
https://drive.google.com/open?id=1OoubrZopdsHgkW_uOVyEaSlmRSZSM1CZ