Bisnis.com,JAKARTA - Diperkirakan lima pasangan akan meramaikan pemilihan kepala daerah di Binjai, Sumatra Utara (Sumut).
Hal itu terekam dalam survei yang dibuat Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI). Melalui Direktur Eksekutifnya, A Ibnu Maulyana, lembaga itu menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei terkait akseptabilitas warga, terhadap ke 13 nama tokoh Binjai yang muncul.
“Nama-nama tersebut Amrizal Nasution dengan tingkat akseptabilitas 75,7 persen, Timbas Tarigan sebesar 74,3 persen, Lisa Andriani 72,8 persen, Kristiana Gusuartini 71,2 persen, dan Muhammad Islandar 70,5 persen, kemudian Dejon Sembiring 60,8 persen, Irhamsyah Putra Pohan 60.7 persen, Rudi Alfahri Rangkuti 40,9 persen, Edi Putra Sitepu 40,7 persen, Zainuddin Purba 30,9 persen, Eddy Aswari 30,5 persen, Juliadi 30,2 persen,” tuturnya, Selasa (17/9/2019).
Sementara itu, untuk tingkat keterpilihan, 9,7 persen menjatuhkan pilihan kepada Amrizal Nasution, disusul Timbas Tarigan sebesar 9,6 persen, Lisa Andriani 8,2 persen, Kristiana Gusuartini 7,2 persen, dan Muhammad Islandar 7,1 persen.
Kemudian HM.Sajali 6,2 persen, Zainuddin Purba 3,9 persen, Dejon Sembiring 3,2 persen, Irhamsyah Putra Pohan 3,1 persen, Rudi Alfahri Rangkuti 2,8 persen, Edi Putra Sitepu 2,7 persen, Eddy Aswari 3,5 persen, Juliadi 3,2 persen, dan yang belum memilih sebanyak 29,6 persen.
"Saya bisa menyimpulkan pilihan masyarakat Binjai yang masih belum memberikan jawaban untuk memilih sebanyak 29,6 persen, sehingga persaingan di antara tokoh tokoh bakal walikota Binjai masih sangat terbuka lebar, sebab ada lima besar bakal calon Wali Kota Binjai yang selisihnya sangat tipis sekali,” prediksi dia.
Untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas, para tokoh masih memiliki banyak waktu untuk menyosialisasikan diri serta menyosialisasikan program-programnya termasuk kepada partai-partai politik yang akan menjadi kendaraan politik para calon tersebut.
Pihaknya juga menyoroti banyaknya swing voters yang belum menentukan sikap di Pilwalkot Binjai 2020, sehingga para kandidat yang muncul diminta agar tidak keliru dalam melakukan manuver politik.
“Hal ini dikarenakan para swing voters sedang mengawasi pergerakan kandidat. Selain itu juga elektabilitas ataupun popularitas yang tinggi masih bisa tercemar apabila tanpa didukung dengan rekam jejak mumpuni,” imbuhnya.
Survei ini dilakukan terhadap 1.208 orang warga kota yang diambil secara acak dari total warga yang sebanyak 173.272 jiwa. Mereka semua adalah orang-orang yang punya hak pilih di Pemilu tahun 2019.
Para responden yang tersebar di 37 kelurahan ini dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun dengan margin of error sebesar +/- 2,81 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen dan dilakukan sejak 9 September 2019 hingga 16 September 2019.