Bisnis.com, MEDAN—PT Pertamina (Persero) memproyeksikan pendistribusian gas elpiji hingga tingkat desa di Sumatra Utara (Sumut) rampung pada Desember 2019.
Infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi kendala utama dalam pemenuhan program Satu Desa Satu Pangkalan.
Unit Manager Communication & CSR PT. Pertamina (Persero) MOR I Roby Hervindo mengatakan, progres pendistribusian elpigi tersebut saat ini sudah mencapai 70%.
Selain untuk pemerataan distribusi, lanjutnya, program tersebut ditujukan untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji di setiap desa daerah Sumatra Utara.
“Memang ada beberapa lokasi yang sifatnya agak rawan. Ada jalan yang agak sulit dilewati terutama di daerah pinggir. Ini yang jadi tantangan. Tapi ini terus kita lakukan sehingga [elpiji] semakin mudah untuk di jangkau masyarakat, dan pengecer semakin bertambah,” jelasnya dikutip Kamis (5/9/2019).
Tak hanya itu, menurut Roby, kepulauan Nias juga telah melakukan konversi dari penggunaan minyak tanah menjadi gas sejak Maret 2019. Kurang lebih pendistribusi elpigi untuk Kepulauan Nias saat ini sudah mencapai 60%.
Baca Juga
Dia mengatakan harga eceran tertinggi (HET) untuk Elpiji di Kepulauan Nias mencapai Rp28.000, yang saat ini didistribusikan lewat Sibolga.
Guna membantu menurutkan HET tersebut, pihak Pertamina telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).
“Kita sudah koordinasikan dengan Pemda setempat. Pembangunan SPBE penting karena dapat menurutkan HET elpiji di sana. Harga bisa diturun dikisaran belasan ribu dari sekarang yang mencapai Rp28.000,” jelasnya.