Bisnis.com, BATAM-Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam menekankan pentingnya nilai tambah tenaga kerja dibandingkan jumlah pekerja.
Banyaknya jumlah pekerja dari industri yang sifatnya footless atau perusahaan yang berfokus pada upah murah diakuinya akan menghadirkan tantangan tersendiri, sehingga pihaknya tidak mempermasalahkan jika ada perusahaan footless yang hengkang dari Batam.
“Perusahaan yang hengkang itu dilihat dulu, itu industri footless atau tidak, kalau industri footless silahkan ke negara-negara yang baru berkembanglah. Saya tidak begitu pusing dengan jumlah, yang penting itu nilai tambah tenaga kerja,” kata Edy.
Edy melanjutkan, perusahaan yang telah mengakar di Batam diyakini tidak akan pindah, karena memang perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki masalah dengan upah di Batam. Sebaliknya perusahaan tersebut justru akan memberikan nilai tambah bagi tenaga kerja dengan pengembangan keahlian SDM.
Edy melanjutkan, saat ini nilai tambah tenaga kerja di Batam masih kalah jauh dibandingkan dengan nilai tambah tenaga kerja di negeri jiran Malaysia, apalagi jika dibandingkan dengan Singapura.
“Di Singapura itu satu orang tenaga kerja manufaktur memberikan nilai tambah sebesar 9.600 Dolar (USD 9.600), Malaysia 3.600 Dolar (USD 3.600), sementara tenaga kerja di Batam baru memberikan nilai tambah sebesar 800 Dolar (USD 800) saja,” kata Edy lagi.
Baca Juga
Untuk itu, BP Batam terus berupaya menghadirkan investasi yang berorientasi pada peningkatan kapasitas SDM di Batam. Utamanya industri-industri berteknologi tinggi yang dapat memberikan nilai tambah seperti industri penerbangan, digital, dan elektronik yang saat ini mulai kembali merapat ke Batam.
Sebelumnya perusahaan perakit komponen smart-home Pegatron Corporation mendirikan pabrik pertamanya di ASEAN tepatnya di kawasan industri Batamindo, Batam pada 9 Juli 2019 lalu.
BP Batam juga menerima calon investor yang diketahui bergerak di bidang perakitan komponen pesawat asal Amerika Serikat (AS). Seusai pertemuan, perwakilan perusahaan yang diketahui bernama Unico, Inc ini langsung meninjau kawasan-kawasan industri dan kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam untuk melihat lebih jelas rencana lokasi investasi mereka.
Pada 14 Agustus 2019 lalu dicapai kesepakatan kerja sama pengembangan maintenance repair and overhaul (MRO) antara Batam Aero Technic (BAT) dengan Garuda Maintenance Facility (GMF); pengembangan Pabrik Vulkanisir Ban antara BAT, GMF, dan Michelin; Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aviasi antara BAT, GMF, dan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) yang akan berlokasi di Batam tepatnya di kawasan Bnadara Internasional Hang Nadim Batam.
Wujud keseriusan pemerintah dalam upaya memaksimalkan potensi ekonomi dari sektor perawatan pesawat dan memperkaya kualitas SDM di bidang penerbangan hingga mampu berkompetisi di kancah internasional.