Bisnis.com, MEDAN – Meski menggenjot pembangunan di berbagai sektor, Pemerintah Provinsi (Pempov) Sumatera Utara (Sumut) tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bertemu pihak Conservation International (CI) Indonesia.
CI Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang bekerja di Indonesia sejak tahun 1991, membantu pemerintah di bidang konservasi sumber daya alam darat dan laut.
Melalui pertemuan tersebut, Edy membahas tentang penerapan konsep pembangunan berkelanjutan yakni proses pembangunan berwawasan lingkungan.
“Saya menyambut baik program seperti ini, saya butuh yang seperti ini. Alam dan lingkungan harus kita jaga, kita jangan tahunya cuma merusak. Ini yang ingin saya wujudkan di Sumut, pembangunan jalan tapi lingkungan tetap indah,” kata Edy, Rabu (21/8/2019).
Guna menjaga keseimbangan ekosistem ini, lanjutnya, beberapa langkah telah diambil. Seperti groundbreaking yang menandai dimulainya pelebaran Sungai Badera. Pepohonan dan bangunan yang berada di bantaran Sungai Badera diratakan. “Sudah dikaji, yang harusnya sungai sampai selebar delapan meter, kini mengecil. Ini lah yang kita tertibkan kemarin,” katanya.
Baca Juga
Selanjutnya, Dia ingin seluruh pembangunan di masa depan harus memperhatikan keberlanjutan dan lingkungan. Jika tidak, risiko yang harus ditanggung dan kerugian yang harus dibayar akibat pembangunan yang tidak terencana justru lebih besar. “Selama itu untuk kebaikan lingkungan Sumut, tentu Kami siap menerima masukan dan membuka kerja sama atau partnership,” tutur Edy.
Nassat Idris, Senior Direktur Terresterial CI Indonesia menyampaikan bahwa misi utama kehadiran CI adalah melindungi hal-hal penting, yang disediakan alam untuk kehidupan, seperti air bersih, udara yang segar, makanan bergizi, iklim yang stabil, mata pencaharian masyarakat dan keindahan alam yang penting bagi manusia untuk berkembang.
“Sumut merupakan daerah dengan sensitivitas tinggi secara ekologis, sehingga kegiatan perbaikan lingkungan sangat penting. Penelitian kami menunjukkan bahwa dari tahun 2001 hingga 2018, Sumut kehilangan tutupan hutan seluas 345.000 hektare. Ini sangat disayangkan, Pak,” paparnya.
Untuk membantu pemulihan dan keseimbangan ekosistem di Sumut, CI Indonesia memberikan masukan beberapa langkah yang harus diambil. Di antaranya, termasuk pengembangan wilayah strategis melalui konservasi dan perlindungan tata air, produksi komoditas berkelanjutan, dan restorasi wilayah sensitif, hutan sosial, dan gambut.
“Kita telah banyak menjalin kerja sama dan bermitra dengan pemerintah daerah terkait penerapan konsep pembangunan berkelanjutan ini, jika Pemprov membutuhkan, kita siap untuk membantu menjadi mitra,” kata Nassat.