Bisnis.com, BATAM - Suasana di Panti Asuhan Ya Bunayya, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Batam riuh oleh kedatangan warga Singapura dan Malaysia yang akan berkurban.
Sejak pagi rombongan dari Negeri Jiran ini sudah memadati panti yang dipimpin oleh Ustad Eep atau biasa dikenal dengan panggilan Ustad Bro.
Selain warga Singapura yang beragama Islam, nampak juga warga etnis Tionghoa non-Muslim yang ikut berbagi pada momen perayaan Iduladha 2019 ini.
Eep menuturkan, tidak kurang dari 200 Warga Singapura dan Malaysia berkunjung untuk menyaksikan prosesi pemotongan hewan kurban.
Momen ini menjadi hal yang ditunggu-tunggu, khususnya bagi warga Singapura karena hal tersebut tidak akan disaksikan ketika mereka berkurban di Singapura.
Eep menyatakan pihaknya tidak membatasi para donatur ketika mereka berada di panti ini. Bahkan, lanjut Eep, sebelum petugas melakukan pemotongan, mereka akan menawarkan apakah para donatur akan memotong sendiri hewan kurban atau diwakilkan.
"Kita siapkan makan untuk mereka, kita siapkan hewan kurban sesuai permintaan mereka. Kalau mereka mau boleh potong sendiri, cuma belum ada yang mau," kata Ustad Eep.
Panti Asuhan Ya Bunayya, lanjut Eep, mendapat amanah 93 hewan kurban, terdiri atas 85 kambing dan 8 sapi. Dari jumlah tersebut kebanyakan berasal dari bantuan warga Singapura.
Untuk distribusi daging kurban ini, pihaknya menyasar masyarakat yang ada di kawasan perkebunan di sepanjang Jalan Trans Barelang, lokasi kawasan panti ini berada.
"Harapan kita bisa didistribusikan ke semua warga di kawasan Barelang, tapi kita sesuaikan dengan jumlah daging yang ada, sekarang kita belum tahu ada berapa banyak karena masih dipaket," kata Eep.
Syaikh Muhammad bin Syaad, salah satu warga Singapura yang ditemui di lokasi ini mengaku baru pertama kali melakukan kurban di Batam.
Ia memilih Batam karena beberapa pertimbangan, salah satunya bisa melihat langsung prosesi penyembelihan hewan yang dikurbankannya.
"Kalau di Singapura kita tak bisa lihat. Kita tak bisa masuk tengok orang sembelih, rasa kurang puas," kata Syaikh.
Tidak itu saja, kegiatan berkurban ini juga disertai dengan kegiatan sosial lain yang dilakukan Syaikh dan keluarganya, yakni berbagi santunan kepada anak-anak yatim di panti asuhan ini.
Syaikh mengaku sangat menikmati kegiatan pertamanya ini, ia mendapat pengalaman langsung melihat bagaimana warga bersusah payah menjatuhkan sapi dan menyembelihnya.
Hingga sekitar pukul 14.00 WIB kawasan panti masih dipadati warga Singapura, Malaysia, dan donatur asal Indonesia. Mereka membaur bersama pengurus panti, menyaksikan prosesi penyembelihan, pemotongan daging, dan kegiatan lainnya.