Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinkes Batanghari Siapkan 5.000 Masker Hindari Dampak Asap Karhutla

Kabupaten itu sudah mulai terdampak kabut asap akibat karhutla, terutama pada malam hari.
Petugas Kepolisian bersama Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Parit Baru, Kampar, Riau, Kamis (11/07/2019). Panasnya cuaca dan kencangnya angin membuat kebakaran cepat meluas sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut./ANTARA - Rony Muharrman.
Petugas Kepolisian bersama Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Parit Baru, Kampar, Riau, Kamis (11/07/2019). Panasnya cuaca dan kencangnya angin membuat kebakaran cepat meluas sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut./ANTARA - Rony Muharrman.

Bisnis.com, JAMBI - Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Jambi menyiapkan 5.000 masker sebagai salah satu upaya agar tidak terpapar asap akibat kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Kita sudah siapkan 5.000 masker untuk masyarakat dan siap dibagikan jika dibutuhkan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Batanghari Zulkarnain Marbun di Jambi, Jumat (9/8/2019).

Meski tidak terlihat secara gamblang, namun saat ini cuaca di kabupaten itu sudah mulai terdampak kabut asap akibat karhutla, terutama pada malam hari. Dalam setiap hari terjadi lima sampai enam titik karhutla di daerah itu.

Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari mengimbau agar masyarakat tidak banyak melakukan aktifitas di luar ruangan kalau tidak ada suatu pekerjaan yang mendesak, mengingat kondisi cuaca yang semakin buruk.

Namun jika harus melakukan aktivitas di luar ruangan, sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalisir terpapar asap yang dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Dinkes Kabupaten Batanghari mencatat sebanyak 57 warga telah terserang ISPA. Penyebab meningkatnya kasus ISPA tersebut tidak terlepas dari terjadinya kasus karhutla di daerah itu.

“Ada kecenderungan peningkatan kasus ISPA sejak beberapa waktu terakhir, dari januari hingga akhir juli 2019 terdapat 57 kasus penderita ISPA,” kata Zulkarnain Marbun.

Kecenderungan meningkatnya kasus ISPA tersebut terlihat jika dibandingkan dengan kasus ISPA tahun 2018. Sejak Januari hingga Desember 2018, dinkes daerah itu mencatat 68 kasus penderita ISPA.

Tahun ini dari Januari hingga Juli 2019 sudah terdapat 57 kasus penderita ISPA. Jumlah tersebut dikhawatirkan akan terus meningkat mengingat saat ini didaerah itu sudah mulai terdampak kabut asap akibat karhutla yang terjadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper