Bisnis.com, PALEMBANG — Perum Jamkrindo Cabang Palembang menargetkan realisasi nilai penjaminan dapat mencapai Rp2,6 triliun hingga semester pertama tahun ini, atau separuh dari target yang dipatok perusahaan di wilayah tersebut.
Untuk itu, Kepala Cabang Perum Jamkrindo Palembang Trio Witarko mengatakan optimistis dapat mencapai target penjaminan hingga akhir tahun senilai Rp5,2 triliun.
“Saat ini realisasi penjaminan kami sudah 38% dari target. Kami perkirakan pada semester I/2019 bisa mencapai separuh dari target dan akhir tahun bisa terpenuhi semua,” katanya di sela kegiatan Safari Ramadan di Palembang, Senin (20/5/2019) petang.
Trio menjelaskan, dari realisasi penjaminan sekitar Rp1,97 triliun tersebut disokong beberapa produk penjaminan, seperti penjaminan kredit usaha rakyat (KUR), kredit fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), dan kredit UMKM.
Pihaknya juga telah melakukan penjaminan untuk surety bond dan bank garansi di wilayah tersebut. Trio menjelaskan, surety bond menjadi salah satu sasaran perusahaan dengan target yang dipatok cukup besar. Namun, dia menjelaskan, untuk produk surety bond maupun penjaminan di kredit konstruksi masih terpengaruh suasana tahun politik.
“Mudah-mudahan kami bisa kebut realisasi penjaminan di sektor-sektor itu setelah pengumuman Pemilu. Karena memang, seperti penjaminan proyek konstruksi cenderung menunggu kejelasan dari Pemilu,” katanya.
Terkait potensi penjaminan bagi perusahaan financial technology/fintech, dia mengemukakan, untuk di wilayah Palembang belum terasa namun secara nasional arah segmen baru memang menyasar perusahaan berbasis teknologi tersebut.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Jaringan Perum Jamkrindo Kadar Wisnuwarman mengatakan penjaminan kepada fintech menjadi salah satu sektor yang masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Apalagi kini juga sudah banyak fintech yang bersumber dari luar negeri.
"Sebelumnya kita sudah menjamin dua perusahaan fintech. Nah di tahun ini kita upayakan agar minimal dapat menambah tiga perusahaan lagi," katanya di Palembang.
Kadar mengatakan, sejauh ini Jamkrindo terus melakukan penjajakan terhadap lembaga fintech yang dinilai dapat dikerjasamakan. Penjajakan terhadap perusahaan fintech harus selektif pasalnya, pihaknya harus memilih fintech yang benar-benar berbasis pada bisnis atau memiliki dasar untuk mengembangkan usahanya.
"Kami juga melihat bagaimana cara fintech tersebut menyeleksi nasabahnya, terus apa yang sudah mereka lakukan supaya yang kita inginkan bahwa penjaminan kepada lembaga fintech ini benar untuk lembaga bisnis atau dengan kata lain pinjaman tersebut bersifat produktif," katanya.
Kadar menambahkan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, untuk mendapatkan perizinan dari OJK syaratnya fintech harus terjamin oleh lembaga penjaminan. Salah satunya yakni Jamkrindo.