Bisnis.com, MEDAN—Tingkat pengangguran terbuka di Sumatra Utara pada Februari 2019 didominasi tamatan universitas menyentuh 8,76%
Syekh Suhaimi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara, mengatakan dari sisi ketenagakerjaan, hanya 12,76% dari total pekerja yang berlatar pendidikan diploma dan sarjana.
"Bulan Februari banyak kali yang lulus sehingga di Februari lebih tinggi TPT kami di tingkat pendidikan universitas karena belum terserap. Ini pola saja ini," ujarnya. Senin (6/5/2019).
Dia menilai kemungkinan terdapat faktor lain yang menyebabkan tamatan universitas justru mendominasi TPT pada periode ini.
Ekspektasi pekerjaan yang lebih tinggi, disebutnya, sebagai salah satu alasan yang mungkin melatarbelakangi rendahnya serapan tenaga kerja tamatan universitas. Sayangnya, pihaknya belum bisa mendapatkan data lebih komprehensif yang bisa menjelaskan fenomena tersebut.
Di sisi lain, untuk bila dilihat dari sektornya, 40,4% pekerja terserap di sektor pertanian. Kemudian, diikuti sektor perdagangan yang menyerap 17,5% pekerja; sektor industri pengolahan 8% dan akomodasi dan makan minum 7,3% serta jasa pendidikan 5,1%. Di urutan terbawah, sektor pengadaan air, listrik dan gas pekerja juga sektor informasi dan komunikasi yang hanya menyerap 0,5% pekerja.
"Ada kemungkinan seperti itu, enggak terserap karena milih-milih [pekerjaan, ada preferensi sendiri. Itu kelemahan BPS karena kami tidak bisa menelusuri sampai situ," katanya.
Syekh Suhaimi menambahkan sebaran pengangguran di luar tamatan perguruan tinggi adalah pendidikan sekolah dasar (SD) yakni sebesar 31,6% atau 2,22 juta orang; tamatan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 20,3% atau 1,43 juta orang dan tamatan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 22,54% atau 1,58 juta.
Adapun, dari total angkatan kerja 7,45 juta orang, 7 juta orang bekerja dan sisanya 414.000 menganggur. Dari kelompok ini, tingkat pengangguran terbuka tertinggi berasal dari mereka yang belatar belakang pendidikan universitas yakni sebesar 8,76% dan diploma sebanyak 7,57.
Sementara itu, mereka yang berlatar belakang pendidikan SD dan SMP justru lebih rendah tingkat pengangguran terbuka (TPT)-nya yakni dengan 2,94% dan 4,88% secara berturut-turut.
Dia menyebut tingginya angka TPT di kalangan masyarakat berlatar belakang universitas karena pada periode Februari bertepatan dengan penyelesaian tahun ajaran perguruan tinggi. Dengan demikian, pada periode ini lebih banyak jumlah tamatan universitas yang belum mendapat pekerjaan dibandingkan dengan jumlah tamatan universitas yang sudah mendapat pekerjaan.