Bisnis.com, SIPIROK – Hasil produksi budi daya padi sawah varietas Inpari (Inbrida Padi Irigasi) 42 dan 32 yang dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dinilai cukup menjanjikan sehingga sangat tepat untuk terus dikembangkan.
Kepala Dinas Pertanian Daerah Tapanuli Selatan Bismark Muaratua Siregar mengatakan saat panen raya di atas hamparan sawah seluas 10 hektare milik kelompok tani Maju Bersama Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, produksinya berhasil baik.
"Setelah dilakukan pengubinan dengan pihak BPS (Badan Pusat Statistik), varietas Inpari 42 dapat 11,2 ton/ha, sedangkan Inpari 32 dapat 9,3 ton/ha," ujarnya di Sipirok, ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan, pada Rabu (24/4/2019).
Sementara itu, hasil rata-rata produksi varietas Inpari 42 - 32 tersebut dalam per hektarenya di kisaran 5 ton hingga 6 ton. "Oleh karena itu, varietas ini sangat cocok dikembangkan di Tapanuli Selatan," kata Siregar.
Kepala Bidang penyuluhan Dinas Pertanian Tapanuli Selatan Faisal Simamora menambahkan bahwa denfarm masa tanam Januari 2019 itu dilaksanakan dengan memakai metode Jajar Legowo (Jarwo) 21.
"Kelebihan Inpari lebel putih ini tiga kali turunannya setelah dipenen masih bisa digunakan untuk bibit, sehingga cukup ekonomis," kata Simamora.
Dia mengajak petani daerah itu menangkar Inpari 42 dan 32. Menurutnya, pengaplikasian denfarm Inpari 42 dan 32 sebagai ujicoba varietas baru komoditas padi sawah itu dilakukan dalam upaya mendorong peningkatan produksi padi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Tapanuli Selatan.
"Apalagi memang sekitar 85 persen penduduk di daerah ini bergantung kepada pertanian dan sejalan visi misi Pemkab Tapsel mewujudkan msyarakat sehat, cerdas dan sejahtera," kata Simamora.