Bisnis.com, BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh meluncurkan Calendar of Events Aceh 2019 yang berisi 100 kegiatan atraksi seni budaya serta pesona alam. Tahun ini, Pemerintah Aceh menargetkan kunjungan wisatawan lebih dari 3 juta orang, baik lokal maupun mancanegara.
Kepala Disbudpar Aceh Jamaluddin mengatakan, atraksi yang ditampilkan dalam ragam event tahun ini lebih menampilkan pesona alam, budaya, dan karakter daerah. Dari 100 event yang bakal dihelat, tiga diantaranya masuk dalam Calendar of Events Kementrian Pariwisata RI, yaitu Aceh Culinary Festival (Banda Aceh, 5-7 Juli), Aceh International Diving Festival (Sabang, 6-7 Oktober), dan Saman Gayo Alas Festival (Blangkejeren, 18 Agustus).
"100 events ini seharusnya memperkuat posisi Aceh sebagai daerah destinasi wisata yang patut diunggulkan. Pemasaran destinasi pariwisata Aceh dilakukan dengan strategi BAS (branding, advertising, dan selling), namun tetap mengedepankan prinsip pelestarian lingkungan dan budaya," kata Jamaluddin di Banda Aceh, Senin (25/2/2019).
Menurut Jamaluddin, semakin banyak atraksi yang digelar akan berdampak pada berkembanganya sarana dan pra sarana di kawasan pariwisata. Selain itu, atraksi yang digelar diharapkan viral di dunia maya sehingga masyarakat dunia melihat Aceh sebagai destinasi wisata yang menawan, nyaman, dan aman.
Sepanjang tahun 2018, Disbudpar Aceh mencatat sebanyak 2,4 juta wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke Aceh. Tahun ini melalui berbagai event, pemerintah ingin mendatangkan lebih dari 3 juta wisatawan ke Aceh. Data statistik menunjukkan tren kunjungan wisatawan ke Aceh terus meningkat. Pada 2016 terdapat 2,2 juta wisatawan, meningkat menjadi 2,3 juta wisatawan pada 2017, dan pada 2018 kembali meningkat hingga 2,4 wisatawan.
Wisatawan yang datang ke Aceh tidak hanya disuguhkan keindahan alam dan atraksi seni budaya saja, namun juga bisa menikmati berbagai kuliner khas Aceh. Akses transportasi di Aceh juga sudah ramah digital sehingga bisa dipesan melalui aplikasi online, begitu juga jika ingin memesan tempat tinggal.
Jamaluddin mengatakan, pariwisata Aceh yang mengusung halal tourism lebih banyak dipromosikan ke negara di timur tengah. Dengan konsep yang mengusung pariwisata ramah keluarga, akses sanitasi yang baik, serta terjaminnya kehalalan makanan, Aceh dirasa cocok sebagai tempat liburan wisatawan di timur tengah.
Kendati demikian, tingginya harga tiket pesawat masih menjadi persoalan yang sedang dibicarakan Disbudpar Aceh dengan pihak penyelenggaraan pelayanan jasa penerbangan. "Tantangan yang kita hadapi sekarang ini dari harga tiket pesawat, karena itu mempengaruhi jumlah wisatawan luar negeri yang mau datang ke Aceh," ujar Jamaluddin.
Ragam kegiatan pariwisata yang akan digelar Pemerintah Aceh nantinya diharapkan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Aceh.