Bisnis.com, PANGKALPINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat nilai impor daerah itu pada November 2018 US$6,1 juta atau turun 25,16% dibandingkan dengan November 2017.
"Impor migas masih mendominasi, pada November 2018 mencapai US$6 juta atau naik 5,54% dibanding Oktober," kata Kepala BPS Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang pada Kamis (3/1/2019).
Dia mengemukakan jumlah nilai impor selama Januari-November 2018 mencapai US$134,6 juta dengan impor migas melonjak 136,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumya.
"Peran migas terhadap akumulasi impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi 91,99%," tuturnya.
Menurut Sitorus, impor nonmigas Januari-November 2018 didominasi oleh mesin-mesin pesawat mekanik. Sekitar 68,07% atau US$7,3 juta impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung merupakan golongan ini.
Selanjutnya mesin/peralatan listrik sebesar US$1,1 juta atau 9,97%, sabun dan pembersih di urutan ketiga dengan nilai US$634.000 (5,88%), kemudian garam, belerang, kapur US$567.000, serta produk keramik US$381.
"Peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung sebesar 92,72%," ujarnya.
Dia menambahkan Malaysia masih mendominasi dalam peran impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2018. Selama Januari-November 2018, nilai impor dari negeri jiran itu sebesar US$107,9 juta (80,18%). "Posisi Malaysia masih mantap di peringkat pertama peran impor daerah ini," kata Sitorus.
Selanjutnya, Singapura, China, Vietnam, dan Belgia menempati posisi kedua hingga kelima secara berurutan. Pada November, impor dari Singapura, China, dan Vietnam tercatat US$956.000, US$666.000, dan US$54.000. Namun, tidak ada impor dari Belgia pada November.
"Peran nilai impor selama Januari-November 2018 dari kelima negara asal impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 98,81%," kata Sitorus.