Bisnis.com, PALEMBANG – Penjualan mobil bekas di Sumatra Selatan tercatat menurun dalam kurun dua tahun terakhir karena kehadiran mobil baru dengan harga murah atau terjangkau masyarakat.
Ketua Asosiasi Mobil Bekas Sumsel, Junaidi, mengatakan pihaknya mengaku kesulitan menjual mobil bekas.
“Sekarang penjualan mobil bekas sangat sulit, konsumen lebih memilih beli mobil baru yang harganya murah,” katanya, Jumat (19/10/2018).
Menurut Junaidi, penurunan mobil bekas ini dipengaruhi berbagai aspek. Banyaknya masyarakat membeli mobil baru untuk menjadi taksi online.
Dia mengemukakan penurunan penjualan tersebut tidak hanya di kota Palembang tetapi juga di kabupaten kota di Sumsel.
“Penyebabnya harga komoditas di Sumsel seperti sawit, karet hingga batubara anjok sehingga pembelian menurun,” katanya.
Baca Juga
Selain itu, dia melanjutkan, sekarang penjualan tidak hanya di pusatkan di kota. Tetapi banyak juga diler yang ekspansi dengan membuka showroom di daerah.
Selain itu, dia melanjutkan, down payment (DP) mobil baru cukup rendah dan kompetitif karena bisa sekitar 15% dari harga kendaraan.
Sebaliknya, Junaidi menambahkan, untuk mobil bekas DP yang harus dibayarkan sekitar 20% hingga 30% dari harga mobil.
Terkait untuk menurunkan DP, Junaidi mengungkapkan hal tersebut bukan menjadi wewenangnya pihaknya, melainkan perusahaan pembiayaan.
Dia menjelaskan, menurunnya penjualan mobil ini terjadi sejak 2 tahun belakang. “Kalau untuk rata-rata penjualan per bulan sulit diprediksi karena tidak terdata,” katanya.
Dia memaparkan, mobil bekas yang diminati saat ini tetap mobil Low Cost Green Car (LCGC) seperti Ayla, Agya, Cayla, Sigra, Datsun dan mobil jenis termasuk Avanza dan Innova.
Sedangkan untuk mobil SUV cukup sedikit pembeliannya.