Bisnis.com, PADANG — Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat memperkirakan kerugian akibat banjir yang melanda daerah itu dalam beberapa hari lalu mencapai Rp26 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat Tri Wahluyo mengatakan kerugian disebabkan rusaknya sejumlah infrastruktur publik, rumah masyarakat, lahan pertanian, dan peternakan.
“Dari data sementara, kerugian akibat banjir ini mencapai Rp26,72 miliar dan kerusakan infrastruktur dan rumah yang rusak berat,” ujarnya, Kamis (18/10/2018).
Menurutnya, data itu masih bersifat sementara dan masih dilakukan pendataan untuk memastikan besaran kerugian yang terjadi akibat banjir tersebut.
Dia mengatakan selaian infrastruktur publik dan rumah masyarakat, kerugian dari hilangnya pencarian masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan juga sangat besar. Namun, belum didapatkan data pasti.
“Angka itu, belum menghitung kerugian dari kerusakan lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, karena masih dilakukan pendataan,” katanya.
Dia mengungkapkan beberapa infrastruktur yang rusak akibat banjir antara lain jalan raya, jembatan, irigasi, dan kerusakan 46 unit rumah milik masyarakat.
Banjir besar itu juga menyebabkan rusaknya enam jembatan yakni di Nagari Tunjung Pangkal, Nagari Padang Belimbing, Nagari Sungai Aur, Nagari Lubuk Gobing, dan Nagari Tolang.
Tri menyebutkan untuk beberapa jembatan yang rusak parah dan tidak bisa dilewati itu, pemerintah setempat akan membangun jembatan sementara untuk memudahkan akses masyarakat.
Selain Pasaman Barat, banjir juga terjadi di daerah lainnya di Sumbar, seperti Kabupaten Pasaman, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Kota Padang.