Bisnis.com, PALEMBANG -- Bank Sumsel Babel diminta Pemprov Sumatra Selatan agar menggenjot pembiayaan bagi masyarakat pelosok melalui program KUR terutama di sektor andalan seperti pertanian.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pemprov sangat mengandalkan BPD itu untuk mencapai target yakni mengembalikan kejayaan Sumsel sebagai daerah lumbung pangan.
"Kalau pertanian, perkebunan kita berkembang bagus ini akan cepat mengurangi angka kemiskinan. Peran bank di sini sangat penting untuk membiayai program itu," katanya saat memberikan pengarahan kepada komisaris, direksi dan pejabat eksekutif Bank Sumsel Babel, Selasa (9/10/2018).
Menurut Deru, BSB dapat mengusulkan kembali kepada pemerintah pusat untuk menyalurkan KUR dengan plafon yang lebih besar pada tahun 2019.
Deru menambahkan selain menggarap pembiayaan, Bank Sumsel Babel juga bisa menggali peluang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat pedesaan.
Sebab sebagai mantan bupati OKU Timur dua periode, Deru paham betul bahwa masih banyak masyarakat di pedesaan yang belum tersentuh lembaga pembiayaan seperti bank.
Baca Juga
"Ini harus jadi perhatian kita semua. Jangan menyepelekan pelaku usaha mikro, memang penampakannya kecil tapi uangnya nyata. Ini untuk kita juga biar kontribusi BSB ke Pemprov makin besar," jelasnya.
Deru melanjutkan beberapa tahun terakhir kinerja BSB menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini terlihat dari aset yang mendekati angka Rp23 triliun. Namun demikian, dia mengemukakan, hal itu belum bisa menyamai kinerja beberapa BPD di Pulau Jawa.
"Masyarakat yang menabung dan meminjam kredit di BSB secara tidak langsung memberikan kontribusi kepada pembangunan daerah," katanya.
Untuk mendukung agresifitas itu, gubernur menilai BSB perlu meningkatkan kembali layanan, tampilan dan perbanyak promosi.
Sementara itu Direktur Utama (Dirut) BSB Muhammad Adil mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung program gubernur Sumsel untuk mewujudkan provinsi itu kembali sebagai penghasil pangan nasional.
"Salah satu cara kami selaku BPD dengan membiayai usaha kecil dan menengah khususnya sektor pertanian, perkebunan bisa dengan KUR maupun kredit mikro. Ini juga untuk menurunkan kemiskinan," jelasnya.
Perusahaan mencatat saat ini realisasi KUR mencapai Rp92,2 miliar per September 2018.
Adil mengatakan BSB secara bertahap menyalurkan kredit produktif, di mana posisi September 2018 telah mencapai 21,54% dari total kredit yg diberikan.
Menurut Adil pihaknya saat ini fokus dg meningkatkan daya saing dengan meningkatkan human capital yg memiliki daya saing.
Dia memaparkan saat ini kinerja BSB mencatat hasil menggembirakan di mana DPK terkumpul sebesar Rp18,5 triliun, kemudian kredit sebesar Rp3,1 triliun pada triwulan III/2018.
Adapun perolehan laba per September 2018 tercatat mencapai Rp369 miliar tumbuh 9,82% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp336 miliar.
Sementara untuk kualitas kredit menunjukkan kondisi terjaga di mana rasio NPL sebesar 2,6%
"Kami upayakan terus jaga mitigasi risiko, mimpi saya kita jadi raja di negeri sendiri. Sampai Juli target DPK sebentar lagi lewat. Kalau ATM kinclong dan layanan digital jalan, mudah-mudahan BSB akan semakin maju," katanya.