Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Plt Gubernur Aceh Minta Tumpahan Batubara Dibersihkan

Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, memberi ultimatum kepada PT Bahtera Bestari Shipping (BBS) agar segera melakukan pembersihan tumpahan batu bara di pantai Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa

Bisnis.com, BANDA ACEH – Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, memberi ultimatum kepada PT Bahtera Bestari Shipping (BBS) agar segera melakukan pembersihan tumpahan batu bara di pantai Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

Jika tidak segera diambil langkah pembersihan, Nova Iriansyah khawatir tumpahan 7 ribu metrik ton batu bara tersebut mencemari perairan Lhoknga.

“Bersihkan seluruh tumpahan batu bara agar dampak negatif jangka pendek tidak terjadi berkepanjangan dan dampak jangka panjang bisa semaksimal mungkin kita tekan. Para pihak yang terlibat harus serius menangani ini,” pinta Nova Iriansyah dalam pertemuan dengan PT BBS dan PT Lafarge Cement Indonesia di Banda Aceh, Selasa (14/8/2018).

Untuk percepatan penanganan, Plt Gubernur Aceh mengimbau para pihak untuk bergabung dalam melakukan survey terkait proses pembersihan batu bara, pengangkatan patahan tongkang dan proses rehabilitasi kerusakan terumbu karang.

Nova menilai, penting untuk melakukan kerja sama antar pihak seperti pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan lembaga lainnya agar mendapat kesamaan pandangan dan visi, sehingga proses penanganan tumpahan batu bara dapat lebih cepat dilakukan.

Peristiwa tumpahnya batu bara di perairan Lhoknga harus ditangani serius karena berada dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD).

“Penyesalan berkepanjangan atas apa yang telah terjadi adalah perbuatan sia-sia. Oleh kaena itu, mari kita selesaikan segera. Dengan cuaca seperti saat ini, mungkin kita tidak bisa bekerja maksimal tapi usaha optimal tentu harus kita lakukan,” tegas Nova.

Pemerintah dan masyarakat Aceh tidak menafikan dampak positif keberadaan PT Lafarge Cement Indonesia bagi perekonomian masyarakat sekitar, perekonomian Aceh dan Indonesia secara lebih luas. Namun, lanjut Nova, langkah-langkah penyelamatan lingkungan juga harus dijunjung tinggi.

Sebelumnya pada 29 Juli 2018, kapal tongkang Marine Power 3022 milik PT BBS bermuatan 7 ribu metrik ton batu bara kandas pada jarak 1 mil dari bibir pantai menuju PT Lafarge Cement Indonesia akibat cuaca buruk.

Kapal tongkang yang kandas tersebut kemudian patah menjadi dua bagian karena dihantam ombak, dan 95% muatan batu bara tumpah ke laut. Lokasi tumpahan batu bara merupakan kawasan rehabilitasi terumbu karang dan merupakan area pemanfaatan masyarakat, baik untuk kegiatan wisata maupun penangkapan ikan.

Saat ini, seluruh material batubara yang diangkat dari lokasi tumpahan akan ditampung sementara di lahan milik PT Lafarge Cement Indonesia di kawasan Lhoknga.

Selain Plt. Gubernur dan pihak PT BBS, turut hadir dalam rapat tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, Kadis Energi Sumber Daya Mineral Aceh, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Direktur Logistik dan Procurement PT LCI, tim dari International Tanker Owner Poluttion Federation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper