Bisnis.com, BANDA ACEH - Dua investor asing akan menanamkan modalnya di Aceh dalam sektor energi senilai Rp16,3 triliun.
Dua perusahaan tersebut adalah PT Kamirzu yang akan membangun dua PLTA dengan total potensi energi mencapai 473 megawatt senilai Rp15,6 triliun dan PT Biomass Energy Abadi akan membangun PLTBm dengan potensi energi 10 megawatt senilai US$45 juta (Rp653 miliar). Total nilai investasi keduanya sekitara Rp16,25 triliun.
Kepala Bidang Pengendalian Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Jonni mengatakan, PT Kamirzu yang didanai investor asal Hongkong, Prosperity International Holdings Limited, sedangkan melakukan eksplorasi di Desa Lesten, Kabupaten Gayo Lues yang berpotensi menghasilkan listrik sebesar 433 megawatt dan di Kabupaten Aceh Timur dengan potensi listrik 40 megawatt.
"PT Kamirzu siapkan Rp15 triliun untuk bangun Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kabupaten Gayo Lues. Rencana investasi sudah jalan, sudah pemeriksaan lokasi, lapisan tanah, Amdal sudah selesai, dan akan kontruksi. Tapi mereka ada hambatan, karena kebijakan PLN untuk listrik yang berpotensi lebih dari 100 megawatt pelaksanaannya di lelang," kata Jonni di Banda Aceh, Jumat (10/8/2018).
Jika berjalan lancar, pembangunan PLTA di Gayo Lues tersebut bisa berjalan tahun ini atau tahun depan.
Sementara itu, di Aceh Timur rencana pembangunan PLTA dilakukan oleh PT Kamirzu Tampur Hydro dengan nilai investasi US$40 juta (Rp580 miliar). Rencana pembangunan PLTA di Aceh Timur oleh PT Kamirzu sudah memperoleh izin prinsip.
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dengan kapasitas 10 megawatt oleh PT Biomass Energy Abadi segera mencapai tahap kontruksi. Pasalnya, perusahaan yang mendapat suntikan dana investor dari Jerman tersebut sudah melakukan Memorandum of Understanding dengan Pemerintah Kota Langsa. PLTBm sendiri dibangun atas lahan seluas lima hektare, energi listriknya dihasilkan dengan mengolah ampas kepala sawit.
"Mereka sudah buat schedule pengerjaan. Pertengahan September 2018 mereka mulai mulai garap lahan. PT Biomass Energy Abadi ini [nilai investasinya] sekitar US$45 juta (Rp653 miliar)," ujar Jonni.
Pihak DPMPTPS Aceh memberikan waktu kepada PT Biomass Energy Abadi untuk melakukan tahap kontruksi selama tiga tahun. Setelah kontruksi selesai dibangun, pihak perusahaan akan melakukan produksi energi. Jonni mengatakan, pihaknya terus mendampingi pihak perusahaan agar bisa mengerjakan kontruksi hingga tahap produksi.
Provinsi Aceh memiliki potensi energi yang besar untuk dikonversi menjadi listrik. Namun, rata-rata perusahaan yang berinvestasi membangun PLTA di Aceh saat ini masih dalam tahap izin prinsip. Sulitnya akses ke daerah pedalaman karena infrastruktur yang belum memadai menjadi salah satu hambatan membangun PLTA yang rata-rata berada di pedalaman.
"Kalau untuk bangun energi kan memang butuh infrastruktur. Aceh sebenarnya punya banyak potensi energi, tapi belum banyak di ekspos. Dan kalau pembangunan PLTA terealisasi semua, listrik di Aceh pasti surplus," jelasnya.
Dalam semester I 2018, sebanyak delapan Penanam Modal Asing (PMA) dan 65 Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) memberikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Realisasi investasi PMA hingga semester I/2018 sebesar US$1,91 juta, sedangkan PMDN sebesar Rp673 miliar.