Bisnis.com, BATAM – Ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2018 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,51%, tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan triwulan II-2017 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 1,06%.
Adapun pertumbuhan ekonomi semester I 2018 Provinsi Kepulauan Riau mencapai 4,49%.
Pertumbuhan tertinggi year on year pada triwulan II-2018 dicapai oleh Jasa lainnya yang tumbuh sebesar 23,83 persen; diikuti oleh Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,79 persen; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 10,28 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau triwulan II-2018 secara year on year, Konstruksi memberikan andil pertumbuhan tertinggi sebesar 1,61 persen; diikuti Industri Pengolahan sebesar 1,41 persen; dan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,54 persen.
Melajunya pertumbuhan ekonomi Kepri tahun ini sejalan dengan sejumlah upaya yang dilakukan stakeholder perekonomian Kepri. Batam sebagai mesin utama ekonomi Kepri juga terus melakukan perbaikan guna mendorong pertumbuhan yang lebih pesat.
BP Batam telah menyiapkan langkah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV 2018. Menurut Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, pihaknya akan terus memperbaiki kinerja sejumlah sektor yang dianggap potensial.
Baca Juga
“BP Batam mempersiapkan langkah dan kebijakan yang bisa mendorong pertumbuhan sektor-sektor dengan kontribusi besar untuk ekonomi Batam,” jelasnya.
Dari catatan BPS Kepri, sektor konstruksi memberikan andil cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Kepri. Fakta ini mendorong BP Batam terus memperbaikan pelayanan di sektor lahan, guna mendorong penerima alokasi lahan untuk membangun lahan yang mereka terima.
“Kami mendorong penerima alokasi lahan segera membangun lahannya. Selain itu, tampaknya mereka juga melihat adanya peluang dari mulai menggeliatnya ekonomi,” jelasnya.
Kedepan evaluasi lahan akan semakin diefketifkan. Terutama untuk mendorong pertumbuhan sektor konstruksi. Menurut Lukita, PR besar BP Batam saat ini adalah mengenai ketersediaan lahan. BP Batam belum bisa memberikan lahan untuk industri, atau kawasan industri.
“Saya sudah mengecek ketersediaan lahan di Batam, belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Yang ada sekarng memang lahan tidur tadi,” jelasnya.
Sampai saat ini sudah banyak investor yang mengajukan permohonan lahan ke BP Batam. bahkan kawasan Industri yang eksisting juga turut mengajukan. Mengingat lahan di kawasan industrinya sudah penuh.
Dia sudah menginstruksikan kantor Lahan untuk mengidentifikasi lahan-lahan yang potensial untuk kawasan industri. Lahan-lahan tersebut akan jadi prioritas untuk dievaluasi BP Batam. Ini menjadi langkah antisipasi jika ada investor yang membutuhkan lahan untuk industri.
“Saya minta teman-teman ke lapangan. Kami akan fokus pada potensi lahan industri yang saat ini belum dibangun. Terutama lahan-lahan yang sudha dialokasikan belasan tahun, namun belum juga dibangun sampai hari ini,” tuturnya.
Selain itu BP Batam juga akan mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, seperti sektor pariwisata, logistik dan perdagangan. Sektor parisiwata akan mendapat perhatian serius, mengingat kontribusinya yang terbukti mampu mendorong sektor konsumsi dan akomodasi.
Pertumbuhan ekonomi ini juga sejalan dengan optimisme dunia usaha. Kamar Dagang dan Industri (KAdin) Kepri optimis ekonomi Kepri bisa bertumbuh hingga 6 persen pada akhir tahun 2018. KAdin menyiapkan lima rekomendasi melalui Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Kepri minggu lalu.
Salah satu rekomendasi Kadin adalah menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor unggulan untuk menopang dan menggerakan ekonomi kota Kepri. Kadin mendorong agar seluruh stakeholder berperan aktif dalam pembangunan dan pengembangan fasilitas dan infrastruktur destinasi wisata.
“Kami juga merekomentasokan pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah yang mengacu dari UU Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,” ujar ketua Kadin Kepri Akhmad Makruf Maulana.
Selain itu Kepri juga perlu mendorong pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Sektor UMKM adalah salah satu yang akan mendorong pertumbuhan pariwisata Kepri. Kadin menilai, Kepri harus memiliki Gedung Promosi Produk Unggulan UMKM yang disebutnya UMKM Centre.
Pelatihan manajemen usaha, akses permodalan dan pemberdayaan dan pengadaan fasilitas terhadap pedagang kaki lima yang ditata rapi dan modern di kawasan-kawasan tertentu juga harus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan.
“Kita harus perkuat UMKM sebagai fondasi ekonomi dan dalam rangka memperkuat ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Selain rekomendasi soal kepariwisataan, Kadin juga mendesak pemerintah kota Batam dan BP Batam untuk mengalokasikan lahan kawasan untuk pembangunan Balai Pelatihan Tenaga Kerja. Teruama untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di Kepri.
Masih soal tenaga kerja, Kadin menilai dialog antar pemerintah, penguaha dan serikat pekerja harus dibangun lebih intensif. Terutama untuk memperbaiki pola sistem pembahasan pengupahan untuk menghindari gejolak dan demo buruh tiap tahunnya.