Bisnis.com, MEDAN – Stabilnya harga bahan pokok, khususnya cabai yang kerap menjadi penyumbang inflasi terbesar, diprediksi mampu menekan laju inflasi di Sumatra Utara.
Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Gunawan Benjamin optimistis laju inflasi di Sumatra Utara (Sumut) tidak akan melebihi angka 0,3% meskipun bertepatan dengan liburan sekolah dan libur Lebaran 2018.
“Untuk harga kebutuhan pokok, saya pikir semuanya sangat terkendali. Bahkan, cabai merah sampai saat ini justru harganya terus terpuruk hingga mencapai Rp8.000 per kilogram (kg) di tingkat pedagang pengecer,” katanya, Kamis (21/6/2018).
Gunawan menilai bukan tidak mungkin jika harga tiket pesawat yang juga kerap menyumbang inflasi di masa libur panjang akan mampu tertutupi dengan penurunan harga cabai. Bahkan, kecenderungan untuk mencetak deflasi kembali cukup terbuka.
Harga sejumlah bahan pokok memang sempat bergejolak seperti daging sapi yang sempat mencapai Rp140.000 per kg dan cabai rawit yang sempat meroket ke level Rp45.000 per kg.
Namun, kenaikan tersebut hanya sesaat. Kurang dari sepekan untuk cabai rawit dan hanya berlangsung tiga hari untuk harga daging sapi.
Meski demikian, harga daging sapi seharusnya dihitung dalam komponen pembentukan inflasi pada Mei 2018 karena kenaikannya terjadi pada awal Ramadan.
“Jadi, tidak ada indikasi terjadinya lonjakan inflasi signifikan di wilayah Sumut dan jika harga cabai terus terpuruk hingga akhir bulan, saya justru memperkirakan Sumut akan kembali deflasi. Namun, harga yang terbentuk di pasar saat ini bukanlah harga di pasar dalam kondisi normal karena masih dalam suasana Lebaran,” paparnya.
Adapun harga pasar normal baru akan terbentuk pekan depan ketika persediaan dan permintaan kembali seperti biasanya.
Pada Mei 2018, Sumut mencatatkan deflasi 0,74% setelah seluruh kota di provinsi itu mengalami deflasi.