Bisnis.com, BATAM – Menteri BUMN Rini Sumarno mendorong BUMN untuk ekspansi bisnis ke Batam. Salah satu yang diminta untuk aktif adalah PT Angkasa Pura II, agar ikut serta dalam pengembangan bandara Hang Nadim Batam.
Rini khusus membawa serta Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awalludin dalam kunjungannya ke Batam. Di sela-sela kunjungan, sempat terjadi pembicaraan mengenai pengelolaan Bandara Hang Nadim.
Dalam perbincangannya Rini cukup tertarik dengan potensi bisnis dan usaha yang bisa digarap sejumlah BUMN di Bata, termasuk Angkasa Pura. Perusahaan Plat Merah ini sendiri telah menyatakan minatnya untuk mengelola bandara dengan landasan pacu terpanjang se Asean itu.
“Ya, tapi ini masih harus bicara Business to Business, atara kami dengan pak Lukita,” ujarnya saat dikonfirmasi di Mall Pelayanan Publik (MPP) Batam, Rabu (11/4).
BP Batam telah melakukan pengenalan pasar (Market Sounding) untuk pengembangan Bandara Hang Nadim. Sejauh ini sudah ada 17 investor dalam dan luar negeri yang berminat untuk mengembangkan dan mengelola bandara tersebut.
Angkasa Pura menjadi salah satu investor yang menyatakan minatnya. Disamping itu, ada pula sejumlah investor dari Korea Selatan, Mitsui Jepang, GMR India, GFK India, Munich Jerman hingga dari Jurich Swiss yang beminta.
Baca Juga
BP Batam dan Angkasa Pura juga sempat melakukan sejumlah diskusi di VIP Bandara Hang Nadim. Lukita menerangkan, dalam penjajakan tersebut pihaknya menerangkan rencana pengembangan Bandara kepada Angkasa Pura. Namun belum ada kesepakatan apapun yang dibangun antara kedua pihak.
“Tadi kami juga sudah menjelaskan kepada Angkasa Pura. Kita belum tau (skema kerjasama) seperti apa. Ini baru penjajakan. Tapi saya kasih tau kalau BP Batam sudah melakukan market sounding,”ujar Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo.
BP Batam sendiri menyambut antusiasme Rini yang mendorong peran serta aktif BUMN untuk mengembagnkan sejumlah proyek infrastruktur di Batam. Menteri BUMN menilai, harusnya fasilitas infrastruktur Batam sudah berkembang jauh lebih baik sejak dulu.
“Kami menilai ini sebagai perhatian serius,” jelasnya.
Deputi Bidang Perencanana dan Pengembangan BP Batam Yusmar Anggadinata mengungkapkan, dokumen pra kualifikasi Bandara pengembangan Bandara Hang Nadim akan keluar Juli 2018 mendatang. Sementara proses lelang akan dilakukan pada September hingga Oktober 2018.
Hang Nadim akan dikembangkan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Skema ini dipilih karena percepatan pembangunan infrastruktur bisa dilakukan tanpa membebani anggaran pemerintah. Dilain pihak, skema ini memungkinkan BP Batam tetap memegang kendali proyek.
Skema ini juga memanfaatan keahlian teknis dan komersial Badan Usaha dan memiliki Value for Money (VFM) yang lebih baik melalui proses pengadaan yang transparan dan kompetitif. Sementara BP Batam dapat membagi resiko dengan Badan usaha.
Terminal penumpang yang saat ini tersedia belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penumpang di Bandara Hang Nadim, sehingga mengakibatkan antrian yang panjang pada jam sibuk.Tahun lalu Badnara Hang nadim melayani 6,3 juta penumpang dalam setahun, sementara daya tampung bandara ini hanya sekitar 3 juta penumpang per tahun.
International Air Transport Association (“IATA”) mengestimasi kenaikan penumpang penerbangan global dua kali lipat dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Sementara Indonesia diproyeksikan sebagai pasar penerbangan dengan pertumbuhan terbesar ke-4 di dunia.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, permintaan dan penawaran menjadi lebih cepat, biaya produksi semakin murah, waktu penyerahan lebih cepat sehingga lalu lintas barang diestimasi akan meningkat pesat.
Jika bandara Hang Nadim dikembangkan, dia percaya akan jadi salah satu suport utama yang menndukung target pertumbuhan ekonomi Batam sebesar 7%. Selain itu juga bisa meningkatkan standar operasi bandara Hang Nadim (IATA Level of Service ‘C’).