Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat meminta PT Angkasa Pura II mempercepat pengembangan dan perluasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) guna mendukung kegiatan pariwisata di daerah itu.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyebutkan perluasan BIM dengan kapasitas yang lebih besar, serta meningkatkan kenyamanan pengguna jasa bandara penting dilakukan mengingat bandara adalah gerbang masuknya wisatawan, terutama dari mancanegara.
“BIM ini gerbang utama Sumbar, karena sebagian besar wisatawan masuk lewat sini. Makanya BIM harus diperluas dan dibuat senyaman mungkin,” katanya, Selasa (27/3/2018).
Menurutnya, kondisi bandara terbesar di wilayah Sumatra bagian barat itu sudah tidak memadai lagi, terutama karena kapasitasnya tidak mampu lagi menampung jumlah penumpang, juga tingkat kenyamanannya.
Apalagi, pemda setempat tengah giat mempromosikan pariwisata halal di luar negeri, sekaligus juga dibukanya penerbangan langsung ke beberapa negara seperti ke Kuala Lumpur, Singapura, dan Jeddah, yang diyakini akan meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Sumbar.
Adapun, saat ini, kapasitas bandara baru mampu menampung penumpang 2,8 juta per tahun, sedangkan pengguna jasa bandara tersebut selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, tahun jumlah pengguna jasa BIM mencapai 3,9 juta penumpang.
Sebelumnya, Human Capital and General Affairs AP II cabang BIM Fendrick Sondra mengatakan manajemen akan memulai pembangunan perluasan bandara guna menampung tingginya jumlah penumpang.
“Tahun ini mulai dibangun. Secara bertahap nanti targetnya bisa mencapai kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun,” katanya.
Dia mengatakan perluasan dilakukan dengan dua tahap, yakni pertama memperluas bangunan terminal eksisting tahap I dari 20.568 meter persegi (m2) menjadi 33.600 m2, sehingga mampu menampung penumpang hingga 3,7 juta orang.
“Baru berikutnya tahap II adalah perluasan tahap ultimate, yang didesain modern dan terpadu, sampai mencapai kapasitas penumpang 5,7 juta orang,” katanya.
Menurutnya, perluasan tahap ultimate atau tahap dua mengusung konsep modern dengan desain tetap mengedepankan karakter dan kearifan lokal Sumatra Barat.
Adapun, perluasan terminal penumpang tahap ultimate seluas 16.350 m2 di bagian utara, atau menjadi 49.950 m2 yang sekaligus terhubung dengan ketera bandara.
Peningkatan kapasitas bandara itu juga diiringi dengan peningkatan fasilitas penumpang, yakni jumlah konter check in akan bertambah menjadi 32 konter dan 5 conveyor belt pengambilan bagasi.
Selain itu, konsep terminal juga akan diubah dengan memasukkan seluruh fasilitas pelayanan seperti toilet, mushola, area komersil, arena bermain anak, dan fasilitas lainnya ke dalam ruang tunggu keberangkatan, sehingga menciptakan ruang yang lebih luas bagi penumpang.
Dengan pengembangan tersebut, maka total luas lahan BIM menjadi 438,84 Ha, luas runway menjadi 3.000 m x 45 m, dan luas apron menjadi 80.520 m2 yang diklaim sanggup menampung 16 pesawat berbadan besar.
Selain itu, juga menyediakan 8 taxyway dengan luas 2.500 x 30 m, sehingga akan memperlancar lalu lintas pesawat dan meningkatkan on time performance (OTP) maskapai, serta mengakomodir lebih banyak penerbangan.