Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan optimistis ekspor Bumi Sriwijaya bisa tumbuh 12% pada tahun ini karena tren pergerakan harga komoditas andalan yang meningkat dibandingkan tahun lalu.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan, Achmad Mirza, mengatakan ekspor Sumsel sangat bergantung pada pergerakan harga karet dan CPO yang merupakan komoditas andalan provinsi itu.
“Harga karet meski fluktuatif tetapi menunjukkan perbaikan dibanding tahun lalu. Makanya kami yakin ekspor bisa tumbuh 12% bahkan bisa lebih tinggi,” katanya baru-baru ini.
Mirza mengatakan pertumbuhan ekspor tahun ini juga akan didorong oleh ekspansi pasar untuk komoditas andalan tersebut.
Salah satunya, kata dia, pasar ekspor produk agroindustri diperluas ke negara di Asia Selatan, Timur dan Tengah.
Menurut dia, selama ini tujuan ekspor Sumsel masih didominasi negara China, Malaysia dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Yos Rusdiansyah, mengatakan secara tujuan pasar, Tiongkok, Amerika Serikat dan Malaysia menjadi negara tujuan utama ekspor Sumsel pada periode Januari - Desember 2017, masing-masing mencapai US$1,2 miliar, US$ 390,21 juta dan US$ 370,69juta.
“Peranan ketiga negara itu mencapai 48,84% dari total ekspor periode Januari - Desember 2017,” katanya.
Sementara untuk ke negara lain, seperti ekspor ke Uni Eropa pada Januari - Desember 2017 mencapai US$416,54 juta.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2016, ekspor ke Uni Eropa mengalami peningkatan sebesar US$130,54 juta. Begitu juga, ekspor ke ASEAN mencapai US$821,60 juta atau mengalami peningkatan sebesar US$424,00 dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor Sumatra Selatan sepanjang tahun 2017 tercatat US$4,01 miliar meningkat hampir dua kali lipat atau 98,15% dibanding tahun sebelumnya yakni US$2,02 miliar. Penopangnya adalah ekspor nonmigas mencapai US$3,78 miliar
“Sementara ekspor migas Sumsel belum mendominasi hanya US$231,59 juta meski peningkatannya mencapai 101,4% dibanding tahun 2016,” katanya.
Yos melanjutkan nilai ekspor nonmigas Sumatera Selatan pada periode Januari - Desember 2017 masih didominasi oleh komoditas karet yang mencapai nilai sebesar US$2,06 miliar, diikuti oleh batubara sebesar US$540,06 juta dan minyak kelapa sawit dan fraksinya sebesar US$181,90 juta.