Bisnis.com, BATAM – Ekonomi Kepri akan tumbuh lebih baik tahun 2018. Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Kepri memproyeksi ekonomi di Kepri bisa tumbuh sekitar 2,7 hingga 3,1 persen. Ditopang sektor konstruksi, perdagangan dan investasi.
“Banyak faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi Kepri lebih baik tahun ini,” ujar kepala KPW BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra.
Tahun 2017 ekonomi Kepri hanya mampu tumbuh 2,01 persen. Sementara Inflasi tumbuh di angka 4,02 persen. Hampir seluruh mesin ekonomi Kepri menunjukan perlambatan. Hanya Investasi yang tumbuh positif.
Tahun ini Kepri juga berharap banyak terhadap. Karena kontribusinya terhadap ekonomi Kepri sangat besar. Jika Investasi Kepri mampu bertumbuh diatas 5 persen, maka pertumbuhan ekonomi di provinsi Kepulauan ini akan cepat terakselerasi.
Bicara investasi, sudah ada beberapa investor asing yang menunjukan komitmennya masuk ke batam. Di dua bulan teakhir sudah ada 4 investor yang mendapat fasilitas Izin Invesasi 3 Jam (I23J) dari BP Batam. Masing-masing membawa investasi diatas Rp 50 miliar.
Namun komitmen investasi tersebut harus segera diwujudkan, agar kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi bisa dinikmati oleh Kepri. Jika masih sebatas komitmen, dampaknya belum terlalu signifikan.
“Kami mendorong komitmen investasi segera diwujudkan,” ujarnya.
Pemerintah dan BP Batam juga menunjukan komitmennya untuk menggaet investasi sebanyak mungkin ke Kepri, khususnya Batam. Namun realisasi kebijakan dan program yang dicanangkan harus segera dilaksanakan.
Sementara sektor konstruksi sudah mulai menunjukan geliatnya. Sejumlah proyek pembangunan superblok dan apartmen dengan nilai besar akan mulai masuk tahapan konstruksi tahun ini. aktifitas ini akan mendorong sektor konstruksi tumbuh lebih baik.
“Tahun lalu baru pengerjaan pondasi yang biayanya relatif kecil. Tahun ini sudah mulai pengerjaan konstruksi, Cuma kita belum bisa perkirakan berapa spendingnya,” jelasnya.
Sektor perdagangan punya peluang lebih besar untuk bertumbuh tahun ini. Salah satunya didukung upaya pemerintah meningkatkan kualitas pariwisata. Aktifitas MICE yang semakin ramai di Batam juga mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri lebih tinggi.
“Event pariwisata berdampak mendorong ekonomi Kepri. Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan pariwisata di Batam. Semakin banyak kegiatan akan mendorong rasa optimisme dunia usaha dan berimbas kepada invstasi,” jelasnya.
Namun Gusti mengingatkan agar pemerintah membuat program yang bisa meningkatkan waktu tinggal wisatawan di Batam. Kendati banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, namun length of stay wisatawan di batam cenderung sebentar.
Tahun 2017 Wisman meningkat cukup tinggi, tapi belum bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga dan perdagangan. Ini jadi PR besar buat Kepri, agar waktu tinggal Wisman di Kepri lebih lama.
“Dengan lama menginap, spendingnya akan lebih baik,” tuturnya.
Faktor positif lain yang juga akan mendorong ekonomi ke depan adalah relaksasi aturan ekspor barang tambang. Pemerintah boleh mengekspor barang tambang mentah dengan syarat membangun smelter di Indonesia.
Selain itu harga minyak dunia yang semakin membaik dipercaya akan meningkatkan lifting di lapangan Migas Kepri. Selain industri pendukung Migas dan perkapalan akan ikut bergerak seiring tren positif harga minyak dunia.
“Kami bertemu beberapa pelaku usaha, sudah ada order pembuatan kapal di tahun ini. Pelaku usaha sudah ancang-ancang unutk membangun kapal,” ujarnya.