Bisnis.com, PEKANBARU -- Bank Indonesia Perwakilan Riau menyatakan kelompok masyarakat yang rentan menjadi korban peredaran uang palsu adalah golongan tidak mampu.
Kepala BI Riau Siti Astiyah mengatakan masyarakat tidak mampu rentan menjadi korban karena minimnya informasi yang didapatkan untuk mewaspadai uang tidak asli alias uang palsu.
"Paling rentan itu warga tidak mampu apalagi yang tinggal di wilayah minim informasi, sehingga tidak tahu membedakan mana uang asli dan tidak asli," katanya Senin (26/2/2018).
Karena itu dia mendorong warga yang menemukan uang tidak asli untuk melaporkan kepada pihak berwajib.
Dengan langkah itu pihaknya meyakini peredaran uang tidak asli dapat ditekan, karena ruang gerak pelaku dapat diketahui oleh penegak hukum.
BI kata Siti juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana memeriksa keaslian uang dan mewaspadai peredaran uang palsu.
Salah satunya dengan menggelar kegiatan sosialisasi Ciri Keaslian Uang Rupiah yang sudah rutin digelar oleh bank sentral di wilayah setempat.
Sebelumnya data BI Riau mencatat peredaran uang palsu mengalami peningkatan selama momen pilkada 2013 silam. Pada 2012 tercatat penemuan uang palsu sebanyak 353 lembar, naik menjadi 1.167 lembar pada 2013.
Karena itu BI mengimbau masyarakat untuk waspada adanya pengulangan pola peredara uang palsu selama momen pilkada serentak tahun ini yang digelar 27 Juni mendatang.