Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hotel Indonesia Natour Padang Klaim Okupansi Capai 70%

Perusahan perhotelan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mengklaim okupansi atau tingkat keterisian hotel di grup tersebut masih mencapai 70% sepanjang tahun lalu.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, PADANG—Perusahan perhotelan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mengklaim okupansi atau tingkat keterisian hotel di grup tersebut masih mencapai 70% sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama HIN Iswandi Said menyebutkan rerata okupansi di jaringan hotel milik pemerintah itu berkisar 65% hingga 70% sepanjang tahun lalu.

“Kalau ini [Grand Inna Padang] sampai 70%. Tetapi ada beberapa hotel di HIN yang okupansinya masih jauh di bawah,” katanya, Senin (12/2/2018).

Menurutnya, secara umum tingkat hunian hotel masih terjaga dan cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir, sejalan dengan fokus pemerintah mengembangkan sektor pariwisata.

Apalagi, imbuhnya, manajemen HIN juga mendorong hotel – hotel di bawah grupnya untuk meningkatkan pelayanan berkelas internasional, sekaligus menyajikan kekhasan lokal, seperti menu, fasilitas, dan program yang berbau kekhasan lokal.

“Kami coba angkat sisi lokalnya, dengan menu – menu khas daerah, sehingga wisatawan mendapatkan sensasi yang beda di hotel kami,” ujarnya.

Adapun, HIN mengelola 14 hotel milik sendiri, serta mengoperasikan sejumlah hotel milik BUMN lainnya dan bekerjasama mengelola hotel pemda.

Dia mengatakan beberapa pemda sudah menjalin kerjasama pengelolaan hotel dengan BUMN bidang perhotelan tersebut, termasuk pemda DKI.

“Dengan DKI kami kerjasama mengelola Hotel Cempaka. Juga beberapa pemda yang lain, termasuk salah satu pemda di Sumsel,” kata Iswandi.

Dia mengajak pemda yang memiliki potensi pariwisata besar untuk membangun hotel sendiri, kemudian dikerjasamakan pengelolaannya dengan BUMN.

Menurutnya, daerah yang masih kekurangan hotel namun potensi pariwisatanya besar, layak mempertimbangkan untuk membangun hotel sendiri.

Apalagi, jika akses transportasinya masih sulit, seperti jauh dari bandara, sehingga menyulitkan masuknya investor.

Sumbar misalnya, juga salah satu daerah yang potensial untuk dikembangkan industri perhotelan, mengingat masih terbatasnya jumlah hotel di sejumlah kabupaten.

Padahal, hampir seluruh daerah di Sumbar memiliki potensi pariwisata yang besar, namun masih minim dukungan sektor perhotelan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper