Bisnis.com, MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatra Utara meyakini guncangan gempa bumi yang sering terjadi di daerahnya belakangan ini tidak akan terlalu besar.
Retno Agung, Peneliti BMKG Wilayah I Sumut menuturkan beberapa alasan mengapa pihaknya meyakni guncangan tidak akan besar meskipun gempa terjadi berulang kali.
"Gempa bumi pertama yang terbesar pada 16 Januari 2017 berkekuatan 5,6 SR diakibatkan oleh atah patahan yang berorientasi Utara-Selatan, itu yang kami deteksi." katanya mengawali penjelasan saat temu pers di Kantor BMKG Wilayah I Sumut, Rabu (15/2/2017).
Kemudian untuk memastikannya, mereka melakukan survei pada 17 dan 18 Januari ke lokasi. Di lokasi mereka menjumpai adanya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orientasi patahan adalah ke arah Utara-Selatan.
Hal ini dibuktikan dengan, pertama, arah robohnya bangunan, strukturnya ke arah Utara dan Selatan. Kedua, mereka melihat adanya ground failure (kegagalan daya dukung tanah) akibat guncangan gempa. Juga terdapat rekahan-rekahan arah Utara-Selatan.
Terkait dengan gempa terbesar kedua yang dirasakan sampai ke Medan pada 14 Februari 2017 pukul 03.35 dengan kekuatan 5,2 SR. Gempa ini arah sesarnya sedikit berbeda dengan yang pertama.
"Kalau yang pertama namanya leftlaterral, sesar mendatar tetapi sisi yang bergerak sebelah kanan bergerak ke kiri. Namun yang kedua, sesar turun tetapi agak miring."
Mengapa ini bisa berbeda? Karena menurutnya di lokasi banyak sekali struktur-struktur patahan, tetapi dimensi patahan tidak sepanjang Sesar Sumatra. Sehingga kalaupun itu lepas menjadi energi gempa, tidak sebesar gempa-gempa akibat segmen yang ada di Sesar Sumatra.
"Kalau Sesar Sumatra bisa mencapai 200 kilometer, tetapi kalau di Tanah Karo tidak mencapai sebesar itu sehingga kalau terjadi gempa tidak akan sekuat akibat Sesar Sumatra yang bisa mencapai 7 SR."
Fakta ini yang dinilainya harus dipahami, bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Karo dan sekitarnya tidak akan terlalu besar.
Sebelumnya, Syahnan, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut mengatakan, getaran gempa yang sering dirasakan masyarakat berasal dari pergerakan lempeng tektonik di Tanah Karo atau wilayah yang mencakup Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo.
Lempeng tektonik yang hingga kini masih diteliti ini berbeda dengan Patahan Sumatra yang melintang dari Aceh hingga ke Bangka. Patahan itu merupakan segmen-segmen yang berada di Tanah Karo.