Bisnis.com, PALEMBANG — Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Sumatra Selatan hingga Februari 2025 menunjukkan defisit sekitar Rp3,84 triliun.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Sumatra Selatan (Sumsel) Rahmadi Murwanto menyampaikan realisasi kinerja penerimaan pendapatan negara di Sumsel sebesar Rp2,14 triliun atau tumbuh 1,64% year on year.
Dia menjelaskan, pendorong utama capaian pendapatan negara masih didominasi oleh penerimaan pajak serta penerimaan kepabeanan dan cukai.
Penerimaan pajak terealisasi Rp1,55 triliun atau sekitar 10,2% dari target yang ditetapkan di APBN, sementara kepabeanan dan cukai sebesar Rp124,81 miliar atau 48,36% dari target.
“Faktor pendorong pertumbuhan penerimaan pajak adalah penyesuaian perpindahan penerimaan Wajib Pajak cabang yang semula di setorkan pada cabang terdaftar, sekarang masuk wajib pajak pusat. Untuk kepabeanan dan cukai utamanya didorong ekspor CPO dan turunannya,” jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (24/3/2025).
Rahmadi menambahkan dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp464,86 miliar bersumber dari PNBP badan layanan umum Rp253,59 miliar dan PNBP lainnya sebesar Rp211,27 miliar.
Baca Juga
Sementara dari sisi belanja negara Sumsel, kata dia, telah mencapai Rp5,99 triliun atau 12,22% dari pagu.
Belanja tersebut mencakup belanja pemerintah pusat Rp1,19 triliun, serta Transfer ke Daerah (TKD) Rp4,80 triliun.
“Pertumbuhan [belanja negara] utamanya didorong akselerasi penyaluran dana desa di awal tahun, penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) Block Grant, serta penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) yang mencapai Rp941,55 miliar atau 8,54% dari alokasi pagu,” jelasnya.
Kendati defisit, pihaknya mengklaim bahwa perekonomian di Sumsel tumbuh optimis didukung penerimaan negara yang tumbuh positif dan kinerja belanja yang optimal.
“Kondisi ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai kinerja tahun 2025,” pungkasnya.